REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Di tengah berita skandal korupsi yang melingkupi presiden Prancis kian mendalam, beberapa laporan berisi aliran dana sang presiden dipublikasikan di surat kabar Liberation. Meski dokumen tersebut awalnya sempat dilaporkan hilang oleh wanita terkaya Perancis, Lilliane Bettencourt, dokumen itu berhasil ditemukan lagi oleh detektif kepolisian Prancis.
"Mereka (dokumen) kini tengah berada di puat investigasi kriminal untuk diperiksa," ujar sumber dari kejaksaan. "Nyonya Bettencourt pikir ia telah kehilangan dokumen tersebut, namun mereka ditemukan lagi oleh detektif," ujarnya.
Bettencourt, milyader pewaris L'Oreal, diduga telah memberi amplop manila berisi uang tunai kepada Nicholas Sarkozy menyusul pesta makan malam di rumah besarnya di kawasan suburban Paris, Neuilly-sur-Seine, di mana dulu Sarkozy menjadi walikota dan memiliki sebuah rumah hingga kini.
Akuntan berusia 52 tahun, Claire Thibout, yang membantu mengelola warisan dan keuangan Bettencourt, diduga telah membocorkan info kepada detektif bahwa ia secara pribadi telah mengambil uang dari anjungan tunai mandiri.
Surat kabar Liberation, 8 Juli menulis, "Sangat perlu untuk kembali ke bula Januari 2007 untuk mengonfirmasi klaim akuntan yang mengacu penarikan uang penting, apakah memang ditujukan untuk politik uang?"
"Pada 26 Januari 2007, 100 ribu Euro (Rp 13 Milyar) diserahkan kepada pria tanpa nama," lanjut bunyi surat kabar dengan menambahkan bahwa pria yang menerima keuntungan itu secara misterius dipanggil sebagai "Monsieur".
Pengacara Bttencourt, Georges Kiejman, mengklaim bahwa dokumen keungan itu justru kontradiksi dengan rekening Thibot. Ia mengklaim uang kontroversial berjumla 50 ribu euro (sekitar Rp 750 juta) yang diambil dari bank di Paris pada Maret 2007 tidak berakhir sebagai biaya kampanye pemilu Sarkozy.
Sarkozy yang menanggapi berita itu dengan marah membantah tuduhan terhadapnya dan menyatakan itu adalah fitnah yang bertujuan untuk menodai citranya tanpa ada pijakan realita.
Sementar itu si akuntan, Thibout, juga menunjuk Eric Woerth, menteri keungan senior Sarkozy dari partai UMP, menjadi tokoh pusat dari kasus dugaan korupsi tersebut. Namun Woerth juga membantah. "Saya tidak pernah menerima sepeser euro pun," ujarnya. Sebuah jajak pendapat yang dilakukan akhir-akhir ini mencatat hampir dua pertiga rakyat Prancis percaya pemimpin politik mereka korup.