Senin 12 Jul 2010 19:29 WIB

Ledakan di Dua Lokasi di Uganda Tewaskan 30 Orang

Rep: c31/ Red: Siwi Tri Puji B
Korban luka akibat ledakan bom di Uganda
Foto: AP
Korban luka akibat ledakan bom di Uganda

REPUBLIKA.CO.ID, KAMPALA—Bom meledak di dua lokasi di ibukota Uganda, Ahad malam. Ledakan terjadi saat orang-orang menyaksikan final Piala Dunia di televisi. Setidaknya 30 orang dan puluhan lainnya luka-luka, beberapa adalah warga negara asing.

Kepala Polisi, Kale Kaihura, mengatakan dia yakin bahwa milisi Somalia yang paling ditakuti - al-Shabab, yang berada di balik serangan. Indikasinya, salah satu bom meledak di sebuah restoran Ethiopia di Kampala, ibukota Uganda. Sudah lama kelompok ini menganggap Ethiopia sebagai musuh. Ledakan kedua meledak di restoran yang disebut Kyadondo Rugby Club.

Kaihura mengatakan 14 orang tewas di restoran itu. Ia percaya bahwa jumlah korban  di Rugby Club jauh lebih tinggi dari angka itu, meskipun ia tidak memiliki jumlah yang tepat. Akibat ledakan, kursi-kursi terbalik. Darah dan potongan-potongan tubuh berserakan di lantai.

Jika benar al-Shabab yang harus bertanggung jawab, itu akan menjadi kelompok pertama kali yang melakukan serangan di luar Somalia.

Di Mogadishu, Sheik Yusuf Sheik Issa, seorang komandan al-Shabab, mengatakan kepada Associated Press, Senin (12/7) dinihari, ia senang dengan serangan di Uganda. Issa menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal bahwa al-Shabab bertanggung jawab atas pengeboman.

"Uganda adalah salah satu musuh kami. Apa pun yang membuat mereka menangis, membuat kita bahagia Semoga Allah, bersikap atas orang-orang yang melawan kita," kata Sheik.

Selama khotbah pada hari Jumat, komandan lain al-Shabab, Sheik Muktar Robow, telah menyerukan militan untuk menyerang situs di Uganda dan Burundi - dua negara yang menyumbang tentara untuk pasukan Uni Afrika di Mogadishu.

Selain pasukannya di Mogadishu, Uganda juga menjadi tuan rumah tentara Somalia untuk dilatih Amerika Serikat dan Eropa mendukung program pelatihan.

Menteri luar negeri Kenya, Moses M Wetangula, mengatakan kepada Associated Press pekan lalu, bahwa veteran militan dari Irak, Afghanistan dan konflik Pakistan telah dipindahkan ke Somalia.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement