REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM--Seorang tokoh senior Palestina, Ahmed Qurei mengatakan ketegangan antara Israel dan Palestina bagai bom waktu. "Situasi Yerusalem, saya pikir adalah sebuah bom waktu jika terus dibiarkan seperti ini," kata Qurei dalam sebuah forum yang dihadiri akademisi Israel di Yerusalem. Pernyataan ini mengacu pada rencana perluasan permukiman Yahudi di Yerusalem Timur.
Selain itu, ia juga mengacu pada rencana Israel untuk menghancurkan rumah-rumah Palestina demi membuat jalan dan konstruksi infrastruktur lainnya. "Ini berdampak pada rakyat Palestina ... dan pada kepercayaan pada kedua belah pihak," tambah Qurei.
Yerusalem menjadi pusat dari konflik antara Israel-Palestina. Israel mencaplok Yerusalem Timur sebagai bagian dari wilayahnya meski hal tersebut tidak diakui dunia internasional. Sedangkan Palestina menginginkan daerah tersebut sebagai ibu kota di masa depan di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Konflik telah meletus akhir-akhir ini terutama di wilayah yang didominasi Palestina Silwan dan Sheikh Jarrah di mana pemukim Yahudi telah bergerak masuk
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah kembali dari pertemuannya di Washington dengan Presiden Barack Obama. Ia berjanji mendiskusikan Yerusalem tetapi tidak mengisyaratkan konsesi apa pun. “Kami memiliki perbedaan pandangan dengan Palestina," kata Netanyahu pada Fox News Sunday.