REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT--Koordinator Penyelidik Khusus PBB untuk Lebanon, Michael Williams , menyatakan membantah dugaan adanya krisis kepercayaan antara misi PBB dan faksi Hizbullah, Lebanon. Ia menegaskan konflik yang terjadi belakangan ini antara pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) dan para warga desa di Lebanon selatan itu tidak akan kaitannya dengan Hizbullah, suratkabar Al Akhbar melaporkan, Senin.
"Tidak ada krisis kepercayaan dengan Hizbullah. Bahkan Hizbullah memainkan peranan sangat positif dalam beberapa hari belakangan ini untuk membendung ketegangan itu," kata Williams seperti dikutip Al Akhbar. Ia menyatakan kepuasannya atas rekonsiliasi yang dicapai antara UNIFIL dan penduduk di Lebanon selatan.
Williams mengatakan sangat penting untuk menjelaskan bahwa di Lebanon Selatan, tempat pasukan penjaga perdamaian PBB diserang oleh penduduk setempat, "Tidak bisa dikategorikan sebagai krisis berskala luas."
"Kita hendaknya tidak menggambarkan kejadian itu sebagai krisis," ujarnya menegaskan.
Pernyataan Williams itu disampaikan setelah terjadi beberapa konflik di Lebanon Selatan -- yang berpenduduk mayoritas Syiah -- antara UNIFIL dan penduduk. Serangkaian aksi protes anti-UNIFIL dimulai pada 29 Juni di Toulin, tempat penduduk memblokir jalan-jalan dan melemparkan batu kepada pasukan Prancis.
Seorang personel pasukan penjaga perdamaian PBB terluka dalam bentrokan tersebut. Jurubicara UNIFIL, Neeraj Singh, pada akhir pekan lalu meminta semua pihak di Lebanon untuk menjamin keamanan bagi pasukan UNIFIL. Untuk membendung ketegangan itu, satu pertemuan rekonsiliasi telah dilakukan pada Ahad malam antara Angkatan Bersenjata Lebanon dan para perwira UNIFIL serta wakil-wakil dari penduduk setempat.