REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Amerika Serikat, Kamis (15/7), berjanji untuk meningkatkan dukungan bagi misi penjaga perdamaian di Somalia setelah serangan mematikan di Uganda. Gerilyawan Somalia yang terinspirasi oleh Al-Qaeda dituding dibalik serangan itu.
Jurubicara Departemen Luar Negeri, Philip Crowley, mengatakan Washington akan meningkatkan bantuan bagi Misi Uni Afrika di Somalia (Amisom), sebuah pasukan penjaga perdamaian yang didukung PBB yang berusaha untuk menjaga ketertiban di negara bermasalah. "Kami telah menjadi penyumbang utama terhadap misi Amisom. Itu tidak akan berubah, "kata Crowley.
Juru bicara itu menyambut baik keputusan Uganda untuk mengirim 2.000 prajurit tambahan dalam misi itu, dan mencatat bahwa Uganda telah memiliki kontingen terbesar dalam misi itu dengan 3.500 prajurit. "Kami telah mengkaji, sejak Minggu, dukungan yang dapat kami sediakan untuk Amisom. Kita akan meningkatkan itu ... jika Uganda memerlukan dukungan dalam hal kelengkapan pasukan tambahannya, kita pasti akan terus mendukung Amisom. "
Crowley memuji Uganda dan Burundi, yang memiliki 2.500 tentara di Amison, atas peran mereka dalam membantu "menciptakan keamanan kawasan di daerah-daerah tidak stabil" di Somalia. Juru bicara itu juga mengatakan bahwa 63 agen FBI yang membantu dalam pemeriksaan serangan Minggu, telah tiba di kawasan itu.
"Mereka terlibat penuh dalam penyelidikan untuk mendukung pihak berwenang Uganda," kata juru bicara. Gerilyawan Shebab Somalia yang diinspirasi Al-Qaeda mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang telah menewaskan 73 orang dalam serangan bom kembar pada warga yang sedang bersuka ria menonton final Piala Dunia di Afrika Selatan.