Selasa 20 Jul 2010 07:09 WIB

Singapura Bakal Terendam pada 2100

Banjir di Singapura beberapa waktu lalu
Foto: The Straits Times
Banjir di Singapura beberapa waktu lalu

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA--Warga Singapura tampaknya harus membiasakan diri dengan banjir, tidak bersikap "kalap" seperti bulan lalu. Pasalnya, sebuah studi yang ditugaskan oleh Badan Lingkungan Hidup Nasional, yang melibatkan baik pakar  lokal maupun asing menunjukkan, ketinggian rata-rata air laut akan naik 24-65 cm pada tahun 2100. Dengan sedikit hujan lebat saja, Singapura berisiko terendam.

Selain itu, Suhu rata-rata harian di Singapura bisa meningkat antara 2,7 derajat Celcius hingga 4,2 derajat Celcius dari rata-rata suhu saat ini 26,8 derajat Celcius. "Studi ini  membuat pemahaman yang lebih baik jangka panjang bagi kita bahwa Singapura mengalami kerentanan terhadap perubahan iklim," ujar Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air, Yaacob Ibrahim, di depan Parlemen Singapura.

Dua anggota parlemen - Irene Ng dari dan Penny Low - bertanya apakah banjir bandang baru-baru ini adalah akibat dari perubahan iklim pemanasan global, dan apakah Singapura sudah siap untuk ini.  Yaacob mengatakan, sementara ini  tidak ada kaitan yang meyakinkan, namunpihak berwenang menyadari tantangan perubahan iklim dan akan terus memonitor tren curah hujanjangka panjang di Singapura.

"Seperti ilmu iklim adalah subjek yang kompleks dan berkembang, kami akan terus meningkatkan pemahaman kita sebagai informasi dan data menjadi tersedia dan model perubahan iklim menjadi lebih kuat," katanya. "Ini akan memungkinkan kita untuk menggabungkan pemahaman ilmiah terbaru mengenai potensi dampak perubahan iklim ke dalam pertimbangan perencanaan infrastruktur kami."

Dia menambahkan bahwa Badan Lingkungan Hidup Nasiona akan terus mengembangkannya kemampuan dalam ilmu iklim melalui kolaborasi dengan lembaga iklim terkenal dan Organisasi Meteorologi Dunia.

sumber : The Straits Times
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement