REPUBLIKA.CO.ID, CALCUTTA--Korban jiwa akibat kecelakaan kereta api maut di India bertambah. Jika sebelumnya dikabarkan korban tewas sekitar 50-an orang, kini tercatat mencapai 61 jiwa.
Menteri Perkeretaapian India, Mamata Banerjee, mengatakan terdapat kemungkinan tabrakan disebabkan sabotase. Indikasinya, dua bulan sebelumnya pemberontak Mao mengklaim aksi pengerusakan rel yang menewaskan 145 korban. "Kami memiliki keraguan, bahwa itu merupakan kecelakaan," katanya Senin (19/7).
Tabrakan itu terjadi sekitar pukul 2.00 dini hari waktu setempat. Kereta Uttarbanga Express menghantam Vanachal Express yang sedang berhenti di Stasiun Sainthia, sekitar 200 kilometer di utara Calcutta. Selain menghancurkan gerbong kereta, tabrakan ini juga melibatkan dua mobil penumpang dan satu mobil angkutan.
Seorang penumpang yang selamat, Lakshman Bhaumik, mengaku tengah tidur ketika merasakan goncangan dahsyat dan mendengar suara keras. Bhaumik menderita luka ringan.
Seorang penduduk setempat mengatakan, regu penyelamat tiba sektiar tiga jam pascakejadian. "Awalnya hanya penduduk sekitar yang menyelamatkan para korban. Sangat sulit melakukannya tanpa peralatan memadai," kata penduduk itu kepada stasiun televisi setempat, NDTV.
Samir Goswami, juru bicara kementerian mengatakan, sisa kecelakaan berhasil dibersihkan pada Senin sore. Setelah badan kereta disingkirkan, rel kembali bisa digunakan untuk lalu lintas. Bencana ini merupakan kecelakaan terbesar kedua setelah kejadian di Bengali Barat dalam dua bulan terakhir.