Selasa 20 Jul 2010 17:54 WIB

Zawahri Kecam Pemimpin Arab Pro-barat

REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI--Orang kedua Al-Qaidah Ayman al-Zawahri mengecam para pemimpin Arab yang bersekutu dengan Barat dengan menyebut mereka lebih berbahaya ketimbang Israel bagi rakyat Palestina, menurut sebuah pesan yang dipasang di Internet, Senin."Para Zionis Arab yang tinggal bersama kita dan bertukar senyum dengan kita ini... lebih berbahaya ketimbang Zionis Yahudi," kata pembicara yang diduga Zawahri dalam rekaman suara yang dipasang di situs muslim garis keras yang sering digunakan oleh Al-Qaidah.

Zawahri, seorang pemimpin militan berkebangsaan Mesir, secara khusus menunjuk Presiden Mesir Hosni Mubarak karena keputusannya memberlakukan blokade terhadap perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir, yang membantu blokade Israel atas wilayah pesisir Palestina tersebut."Siapa yang mengepung bangsa kita di Gaza...? Bukankah itu pemimpin Zionis Arab, Hosni Mubarak?" kata pesan itu.

Rekaman itu merupakan pernyataan terakhir Zawahri sejak rekaman suaranya pada Maret dimana ia memuji dua pemimpin Al-Qaidah yang tewas di Irak.Zawahri diyakini bersembunyi di daerah pegunungan dekat perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan.

Pasukan AS melancarkan gempuran rudal besar-besaran ke daerah suku Pakistan yang diduga sebagai tempat persembunyian orang kedua Al-Qaeda itu empat tahun lalu.Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaidah melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaidah dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

sumber : ant/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement