Rabu 21 Jul 2010 07:22 WIB

Afghanistan Ambil Alih Pengamanan dari Pihak Asing

REPUBLIKA.CO.ID,KABUL, Afghanistan – Presiden Hamid Karzai pada Selasa (20/7) menegaskan kembali komitmennya bagi polisi dan militer Afganistan untuk mengambil alih keamanan nasional pada 2010 dan mendesak pendukung internasional segera menyebarkan bantuan pembangunan mereka melalui pemerintah Afganistan.

Karzai mengatakan hal tersebut di depan Konferensi Internasional yang membahas tentang masa depan Afganistan yang saat ini sedang kritis. Pasukan NATO dan Afghanistan melancarkan operasi besar untuk mengusir Taliban dari benteng-benteng mereka, dan para pemberontak yang kembali lagi. Roket yang ditembakkan di bandara Kabul Selasa memaksa pengalihan sebuah pesawat yang membawa Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon dan Menteri Luar Negeri Swedia.

Dengan mengenakan jubah tradisional bergaris dan topi bulu lancip, Karzai mengatakan bahwa Afghanistan dan sekutu Barat bersama-sama memerangi "musuh utama." Tapi, dia mengatakan, kemenangan akan datang dalam memberikan tanggung jawab kepada masyarakat Afghanistan dalam memerangi pemberontakan di dalam perbatasannya. Karzai duduk diapit oleh diplomat internasional termasuk Ban dan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Rodham Clinton.

"Saya tetap bertekad bahwa pasukan keamanan nasional Afghanistan kami akan bertanggung jawab atas semua operasi militer dan penegakan hukum di seluruh negara kita tahun 2014 (atau lebih dari tiga tahun setelah Presiden Barack Obama untuk pertama kalinya menarik pasukan Amerika,” jelas Karzai

Delegasi-delegasi konferensi akan mendukung tujuan 2014 tersebut. Namun, menurut draf resmi hasil konferensi yang diperoleh The Associated Press terdapat sebuah peringatan bahwa negara-negara Barat berharap untuk mempertahankan pasukan mereka di Afghanistan selama beberapa tahun yang akan datang.

Bahkan setelah pemerintah mengambil alih keamanan nasional, ada kemungkinan kehadiran pasukan internasional masih besar. Kekuatan lokal secara resmi mengambil alih keamanan di ibu kota pada tahun 2008, misalnya, tetapi pasukan NATO terus melakukan patroli di jalan raya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement