Kamis 22 Jul 2010 10:59 WIB

Pertarungan Intelijen Iran dan CIA di Balik Kasus Penculikan

Rep: c26/ Red: irf
Sahram Amiri, ahli nuklir Iran yang sempat hilang
Foto: ap
Sahram Amiri, ahli nuklir Iran yang sempat hilang

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Seorang ilmuwan nuklir Iran yang kembali ke negaranya pekan lalu dari Amerika Serikat memberikan informasi berharga tentang CIA. Hal itu dilaporkan kantor berita semi-resmi, Rabu (21/7). Sumber itu menambahkan bahwa kisah yang diperoleh mata-mata-nya itu akan dibuat menjadi film di TV.

Pemerintah Amerika telah mengakui bahwa Shahram Amiri ingin membelot ke AS, tapi berubah pikiran dan memutuskan untuk pulang tanpa uang senilai 5 juta dolar yang siap diberikan karena Amiri dianggap pejabat AS sebagai 'informasi penting' mengenai program nuklir negaranya. Kantor berita Fars, yang dekat dengan kekuatan Pengawal Revolusi Iran, dengan mengutip sumber yang tak dikenal sebagai agen intelijen mengatakan, Iran berhubungan dengan Amiri saat ia berada di AS, dan mereka memenangkan pertempuran intelijen melawan CIA.

Iran menggambarkan kembalinya Amiri sebagai pukulan bagi layanan intelijen Amerika yang mengatakan putus asa untuk mendapatkan informasi mengenai program nuklir Iran. Iran telah berusaha membuat propaganda maksimum yang menguntungkan dalam peristiwa itu, dan membolehkan wartawan tidak meliput kembalinya Amiri. Hal itu dengan cara mengirim seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri untuk menyambutnya dan bersiap-siap untuk membuat film tentang ceritanya.

"Ini adalah pertempuran intelijen antara CIA dan kami yang dirancang dan dikelola oleh Iran," kata sebuah kutipan sumber itu. "Kami telah menetapkan berbagai tujuan dalam pertempuran ini, dan, berkat karunia Allah, kami mencapai semua tujuan kami tanpa saingan. Kami mendapatkan kemenangan yang nyata." Amiri mengaku diculik oleh agen-agen Amerika pada Mei 2009 lalu saat ziarah ke tempat suci umat Islam di Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement