Selasa 27 Jul 2010 01:11 WIB

Wall Street Segera Berbenah

Rep: Shally Pristine/ Red: Budi Raharjo
Wall Street
Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Presiden AS Barack Obama memuji Undang-Undang Reformasi Wall Street dan Perlindungan Konsumen, yang berlaku mulai pekan ini. Dia juga menolak cetak biru perekonomian usulan kubu Republikan. Menurutnya, rencana dari para oposan itu akan membawa AS mundur beberapa langkah.

''Reformasi Wall Street adalah pilar kunci rencana ekonomi keseluruhan yang kita harus tempatkan dengan tepat untuk mengeluarkan kita dari resesi ini. Serta, untuk membangun ekonomi dalam jangka panjang, yaitu perekonomian yang membuat AS lebih kompetitif dan masyarakat menengah kita lebih aman,'' kata Obama dalam siaran radio resminya seperti dikutip AFP.

Obama juga menyindir keras 17 lembaga keuangan yang memberi bonus luar biasa besar kepada para eksekutif mereka, yakni sekitar 1,6 miliar dolar AS. Sementara, para lembaga keuangan itu menerima dana talangan yang dikumpulkan dari pajak rakyat AS. Di antara 17 lembaga keuangan itu, terdapat nama-nama tenar seperti AIG, Goldman Sachs, Citigroup, dan Bank of America.

Sebelumnya, Obama berjanji UU yang ditandatanginya itu akan menihilkan risiko krisis keuangan seperti yang terjadi 2008 lalu. ''Karena produk hukum ini, masyarakat Amerika tidak akan pernah lagi harus menanggung tagihan karena kesalahan Wall Street. Tidak akan ada lagi dana talangan yang didanai pajak masyarakat. Titik,'' tegasnya usai penandatanganan, Rabu (21/7) pekan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement