Selasa 27 Jul 2010 01:25 WIB

Mantan Kepala Penjara Khmer Merah Diganjar 35 Tahun Penjara

Mantan kepala penjara Khmer Merah, Kaing Guek Eav \'Duch\' Diganjar 35 tahun penjara
Foto: LG-Media.Blogspot.com
Mantan kepala penjara Khmer Merah, Kaing Guek Eav \'Duch\' Diganjar 35 tahun penjara

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH--Sidang pertama pelaku kejahatan perang Khmer Merah yang ditunggu rakyat Kamboja akhirnya menjatuhkan vonis. Sebuah pengadilan perang dukungan PBB, Senin (26/7) menghukum mantan anggota senior Khmer Merah 35 tahun penjara dalam keputusan selang tiga dasa warsa usai revolusi "Killing Field" atau Ladang Pembantaian" yang menghancurkan Kamboja.

Kaing Guek Eav, dikenal sebagai Duch, terbukti bersalah terlibat dalam pembunuhan dan penyiksaan serta kejahatan terhadap kemanusiaan sewaktu memimpin penjara Tuol Sleng. Penjara tersebut tempat terjadi penyiksaan yang dilakukan rezim ultra komunis yang dituduh menyebabkan 1,7 juta orang tewas tahun 1975-1979, salah satu tragedi terburuk pada abad ke-20

Mantan guru berusia 67 tahun itu hanya akan menjalani 30 tahun dari hukumannya karena pengadilan menetapkan ia ditahan secara tidak sah selama lima tahun oleh militer Kamboja. Vonis itu lebih ringan dari hukuman maksimum 40 tahun penjara yang dituntut jaksa dan hukuman seumur hidup yang diinginkan banyak warga Kamboja

Duch mengaku mengawasi penyiksaan dan pembunuhan lebih dari 14.000 orang di penjara yang juga dikenal sebagai S-21. Tapi, ia mengatakan hanya melaksanakan perintah-perintah. Kasusnya adalah yang pertama disidangkan oleh pengadilan Kamboja dukungan PBB yang dibentuk untuk mengadili para pemimpin Khmer Merah.

Persidangan itu menjadi satu ujian penting bagi pengadilan yang dibangun dengan dana jutaan dolar. Tujuan pembentukan pengadilan yakni mengakhiri pembungkaman puluhan tahun dalam babak paling gelap sejarah modern Kamboja.

Ribuan orang berkerumuman di depan pesawat televisi di kafe-kafe dan rumah-rumah untuk menyaksikan siaran langsung sidang itu. Duch menyatakan "penyesalan yang mendalam" atas korban-korban S-21, yang sebagian besar disiksa dan dipukuli di lokasi eksekusi "Ladang Pembantaian" dalam revolusi agraria yang berakhir dengan invasi Vietnam tahun 1979.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement