REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Pemerintah Malaysia menyelamatkan 71 perempuan Indonesia yang menjadi tenaga kerja tanpa upah. Mereka mengaku terpaksa bekerja berjam-jam sebagai pembersih selama paling tidak dua tahun tanpa upah sepeserpun.
Mereka diselamatkan dalam sebuah penggerebekan di sebuah rumah di mana para perempuan itu tinggal. Pejabat berwenang Malaysia mendapatkan informasi itu setelah tiga dari mereka berhasil melarikan diri dan memberitahu pihak berwenang. Menurut Nar Azaman Ibrahim, pejabat imigrasi negara bagian Kedah Malaysia, para wanita ditempatkan di rumah itu dan dikirim ke rumah yang berbeda untuk melakukan pekerjaan pembersihan sehari-hari.
Para wanita memasuki Malaysia melalui agen perekrutan pekerja migran yang berjanji akan mempekerjakan mereka sebagai pelayan dengan gaji 500 ringgit per bulan. "Tapi ketika mereka tiba, orang itu mengambil paspor mereka dan memaksa mereka untuk membersihkan rumah setiap hari tanpa ada waktu istirahat," kata Nar Azaman.
Kebanyakan perempuan, masih berusia sangat muda. Bahkan, ada yang usianya di bawah 17 tahun. Orang yang menahan mereka telah ditangkap dan bisa diisi dengan perdagangan manusia, tindak pidana yang membawa hukuman penjara maksimum 15 tahun di negara itu. Para wanita sekarang ditempatkan di penampungan di pusat penahanan migran ilegal di dekat Kuala Lumpur.