Jumat 30 Jul 2010 04:51 WIB

Mengapa Netanyahu Sembunyikan Dokumen Masa Lalu Israel?

Rep: Haaretz/ Red: Budi Raharjo
Perang Sinai, ilustrasi
Perang Sinai, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, tampaknya khawatir sejarah pendirian negaranya yang kelam dan berlumuran darah bakal diketahui dunia. Dua pekan lalu, dia menandatangani kebijakan yang membatasi akses terhadap arsip negara meski sudah berusia 50 tahun.

Netanyahu memutuskan agar masa rahasia dokumen-dokumen penting itu diperpanjang dua puluh tahun lagi sehingga menjadi 70 tahun. Seperti ditulis Haaretz, pemerintah Zionis itu tampaknya khawatir dengan dampak internasional setelah dibukanya berbagai dokumen itu yang dihimpun sejak berdirinya Israel.

Dalam dokumen-dokumen rahasia itu diduga tersimpan informasi mengenai pengusiran dan pembantaian orang-orang Arab dalam Perang Kemerdekaan. Tersimpan pula dokumen operasi rahasia Mossad di negara-negara asing, pembentukan Institut Penelitian Biologi di Nes Tziona, dan Pusat Penelitian Tenaga Nuklir di Dimona. Dokumen itu juga disinyalir menyimpan informasi mengenai peristiwa perang Sinai tahun 1956 dan Perang Enam Hari di tahun 1967.

Melalui keputusan itu, arsip negara itu kemudian diklasifikasikan sebagai materi sensitif karena bisa berimplikasi terhadap kepatuhan Israel terhadap hukum internasional. Jika dokumen itu dibuka, Netanyahu cemas Israel akan dianggap kriminal oleh dunia. Kebijakan itu dibuatnya setelah adanya tekanan dari berbagai kelompok dengan alasan keamanan dan intelijen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement