Jumat 30 Jul 2010 20:02 WIB

Pengamat: Tak Ada 'Cek Kosong' bagi AS

Militer AS
Foto: afp
Militer AS

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Pengamat militer Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Dr Muhajir Effendi menyatakan, tidak ada 'cek kosong' yang ditawarkan pemerintah Amerika Serikat (AS) kepada negara-negara sahabatnya, termasuk Indonesia.

"Bagi AS tidak ada sesuatu yang tidak bisa dimaksimalkan untuk kepentingannya, termasuk rencana membuka embargo dan menawarkan latihan bersama militer AS dengan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD," ujar Muhajir, Jumat (30/7).

Menurut Muhajir, latihan bersama militer AS dengan Kopassus yang lebih dari 10 tahun dibekukan juga ada sisi positifnya, karena Kopassus mendapatkan 'partner' yang memadai untuk menguji kemampuannya. Hanya saja, lanjut dia, jangan sampai Kopassus dan Indonesia didikte oleh pihak mana pun termasuk militer dan pemerintah AS, sebab tidak ada 'cek kosong' di balik semua yang dilakukan AS terhadap negara incarannya.

Muhajir mengemukakan, dibukanya embargo dan rencana latihan bersama militer AS dengan Kopassus tersebut merupakan bagian dari agenda kepentingan regional AS, khususnya di kawasan ASEAN dan Asia Timur terutama Indo Cina.

Posisi strategis Indonesia, katanya, menjadi pertimbangan penting bagi AS untuk menekan berbagai kemungkinan termasuk perompakan di wilayah laut Cina Selatan dan Selat Malaka. "Semua itu menjadi agenda penting bagi AS dan yang jelas bukan cek kosong," tegas Muhajir yang juga Rektor UMM tersebut.

Muhajir mengakui, posisi Kopassus untuk menjalin hubungan dan latihan bersama dengan militer AS itu bukan dalam kapasitas mencari atau menawarkan diri, tapi semua keputusan tersebut tergantung pada Presiden SBY.

Apalagi, ujar Muhajir, Kopassus itu memiliki standar sendiri dan sifatnya sangat rahasia. "Jangan dibayangkan kalau tidak ada bantuan dari AS itu, Kopassus mengalami stagnasi, apalagi kemunduran. Kopassus memiliki kekhususan sebagai pasukan yang tidak saja elite, tapi benar-benar khusus," katanya menegaskan.

Militer Indonesia khususnya Kopassus mulai diembargo AS tahun 1999 dan seluruh kegiatan serta latihan bersama dihentikan. Namun, kedatangan Menteri Pertahan AS Robert Gates belum lama ini membuka peluang terhadap embargo tersebut, bahkan sudah menawarkan kerjasama, termasuk latihan bersama kembali.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement