REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI-–Efektif mulai Jumat pekan ini, Arab Saudi memerintahkan operator seluler untuk menghentikan layanan BlackBerry di seluruh wilayah mereka. Ini menambah ketegangan antara Arab Saudi dengan pembuat ponsel pintar itu, Research in Motion Ltd (RIM).
Pemerintah Saudi menuntut akses yang lebih besar untuk data yang dikirim BlackBerry ke server mereka di Kanada. Kantor berita Pemerintah Saudi, SPA, melaporkan bahwa regulator telekomunikasi di negara itu telah memberitahu penyedia layanan seluler bahwa mereka harus menghentikan layanan BlackBerry mulai Jumat (7/8).
Regulator ponsel, yang dikenal sebagai Komisi Teknologi Komunikasi dan Informasi itu tidak bisa segera dihubungi untuk mengomentari laporan SPA untuk memberikan keterangan rinci mengenai hal ini.
Dikatakan dalam laporan SPA, suspensi atas layanan BlackBerry dilaksanakan karena layanan tidak memenuhi persyaratan peraturan yang berlaku saat ini. Pihak RIM pun belum bisa segera dihubungi untuk memberikan komentar.
Larangan BlackBerry di Saudi muncul beberapa hari setelah negara tetangga Uni Emirat mengumumkan berencana untuk menutup layanan surat elektronik, pesan, dan Web browsing di BlackBerrys mulai Oktober.
India juga dalam pembicaraan dengan RIM mengenai bagaimana informasi milik pengguna BlackBerry dikelola. Seperti UEA, yang mengedepankan masalah keamanan dalam mendorong akses lebih besar ke informasi yang dikirim oleh ponsel yang disimpan di komputer perusahaan di Kanada.
Arab Saudi tidak menguraikan keprihatinan tentang sulitnya akses pemerintah untuk mengontrol informasi, meskipun pemerintahnya juga tengah mewaspadai ancaman keamanan. Seperti di UAE, di Saudi, BlackBerry adalah ponsel sangat populer yang digunakan oleh pengusaha dan anak muda dengan memanfaatkan smartphone sebagai cara untuk menghindari perhatian dari pemerintah.
Sebelumnya pada hari Selasa (3/8), RIM membantah bahwa mereka dan Pemerintah India setuju untuk meningkatkan pengawasan klien perusahaannya. Namun pembicaraan untuk akses e-mail dan data lain yang dikirim melalui ponsel masih terus bergulir. "Kami tidak akan berkompromi mengenai keamanan surat elektronik milik korporat," kata juru bicara RIM India, Satchit Gayakwad.
RIM INdia menyatakan patuh pada persyaratan dari badan pengawas dalam hal keamanan, namun juga melihat kebutuhan pelanggan untuk privasi.
Para pengamat mengatakan, ekspansi RIM ke pasar-pasar baru yang berkembang pesat dan pertikaian baru publik UEA dengan perusahaan itu mengancam gelombang tantangan peraturan. Ini memaksa komitmen RIM untuk keamanan informasi melawan keinginan penegak hukum setempat.
RIM mengatakan, telah mengadakan pembicaraan dengan lebih dari 175 negara di mana mereka beroperasi. Gayakwad memang mengatakan bahwa Pemerintah India memiliki cara lain untuk memecahkan masalah keamanan jika sesuatu terjadi. India dan UEA tidak sendirian dalam menginginkan kontrol lebih besar atas pesan BlackBerry. Bahrain juga telah mengancam akan mengambil tindakan keras pada penyebaran berita menggunakan perangkat itu.