REPUBLIKA.CO.ID,Setelah Arab Saudi yang melarang layanan BlackBerry dan Uni Emirat Arab berencana menetapkan larangan 1 Oktober, Lebanon jadi negara Timur Tengah ketiga yang menyarakan kekuatiran soal keamanan layanan BlackBerry.
India juga merencanakan larangan, sementara Indonesia walaupun tidak melarang, tapi mengatakan tidak mengesampingkan kemungkinan. Menlu Amerika Hillary Clinton mengatakan memang ada alasan sah untuk kuatir, namun di lain pihak ada hak sah atas penggunaan dan akses bebas telekomunikasi.
Banyak orang menyambut hangat larangan penggunaan BlackBerry di Arab Saudi, dengan alasan layanan tersebut merusak generasi muda. Sementara pendiri BlackBerry Mike Lazaridis mengatakan, mengizinkan pemerintah memonitor pesan akan merusak hubungan dengan pelanggan, termasuk perusahan-perusahaan besar dan lembaga hukum.