REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, mengatakan AS tetap "terbuka bagi perundingan" dengan Iran di tengah-tengah ketegangan menyangkut tujuan nuklirnya, kata satu transkrip wawancara yang dikeluarkan Ahad waktu setempat.
"Kami tetap terbuka bagi perundingan. Tetapi mereka harus tahu apa yang mereka harus lakukan," ujar Clinton "Mereka harus menenteramkan masyarakat internasional dengan kata-kata dan tindakan-tindakan tentang apa tujuan program nuklir mereka," imbuhnya seperti yang dikutip dari surat kabar The New York Times.
"Dan apakah itu enam bulan, satu tahun atau lima tahun, dikhawatirkan sekali Iran memiliki senjata-senjata nuklir yang akan mencemaskan para sahabat dan mitra kami," katanya. "Dan kami akan meneruskan usaha tanpa memandang masalah waktu karena kami merasa kemungkinan terbaik adalah mengubah sikap Iran."
Pernyataan Hillary itu dikeluarkan departemen luar negeri, Ahad, sehari setelah pernyataan singkat dari wawancara 20 menitnya dengan surat kabar itu muncul di surat kabar itu.
Awal pekan ini, Presiden AS Barack Obama secara hati-hati menyambut baik dampak-dampak sanksi baru terhadap Iran dan mengatakan ia tetap ingin berunding dengan Teheran mengenai program nuklir negara itu, dalam satu pertemuan dengan satu kelompok kecil wartawan di Gedung Putih.
"Sangat penting untuk mengajukan kepada Iran satu langkah jelas yang akan kita pertimbangkan dengan cukup untuk menunjukkan bahwa mereka tidak berusaha membuat senjata nuklir," kata Obama menurut surat kabar Washington Post.
Laporan-laporan mengatakan Obama tetap membuka kemungkinan bahwa AS akan menyetujui satu persetujuan yang mengizinkan Iran mempertahankan program nuklri sipilnya, selama Teheran melakukan "tindakan-tindakan yang membangun kepercayaan" untuk memverifikasi bahwa mereka tidak membuat bom atom.