REPUBLIKA.CO.ID,MOSKOW--Angin kencang membersihkan asap beracun yang melanda Moskow selama tiga minggu, Rabu, tetapi para ahli cuaca memperingatkan asap polusi itu bisa datang kembali dalam 24 jam. Asap di Moskow-- yang menyebabkan tingkat pencemaran paling tinggi dalam puluhan tahun -- hampir dua kali angka rata-rata kematian di ibu kota Rusia itu dan melumpuhkan penerbangan, kegiatan konsumen dan bahkan perdagangan dalam pasar saham dan surat berharga Rusia.
Penduduk Moskow menikmati langit cerah Rabu setelah badai yang disertai angin kencang Rabu pagi membersihan asap itu. Kementerian Urusan Darurat mengatakan daerah-daerah hutan yang terbakar di Rusia hampir separuh dalam 24 jam belakangan ini menjadi 927 kilometer persegi dari 1.740 kilometer persegi dan hampir 166.000 orang berjuang untuk memadamkan 600 titik api. "Kebakaran hutan tidak berhenti," kata Roman Vilfad, direktur pusat prakiraan cuaca pemerintah, yang dikutip kantor berita Interfax. "Segera setelah cuaca kembali panas, asap akan datang kembali," katanya.
Tingkat polusi di Moskow Rabu berada pada tingkat aman, tetapi para ahli cuaca pemerintah dalam sebuah pernyataan mengatakan asap itu mungkin akan datang lembali, Kamis, tergantung pada cuaca. Para pemimpin Kremlin yang bergulat menghadapi kebakaran hutan yang paling banyak menelan korban jiwa sejak tahun 1972 dan kemarau yang menghancurkan tanaman setelah apa yang disebut para pejabat yang memantau cuaca mengatan adalah musim paling panas negara iu dalam satu milenium.
Gelombang panas terburuk dalam catatan negara itu dapat menyebabkan produk demestik bruto berkurang satu persena, kata perkiraan dan melemahkan pemulihan dari kemerosotan satu persen karena krisis keuangan gloal tahun 2009. Perdana Menteri Vladimir Putin yang berusaha memperbaiki citrany dan mengurangi kemerosotan politiknya akibat kebakaran hutan dan kekeringan,tiba dengan pesawat yang memadamkan kebakaran dengan mendropkan air ke daerah tenggara Moskow yang terbakar.