REPUBLIKA.CO.ID, SUKKUR--Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan gelombang kedua kematian akibat banjir di Pakistan, Rabu (11/8). Peringatan ini tidak berlaku kecuali bantuan segera tiba.
Banjir di Pakistan dipicu oleh musim hujan lebat yang luar biasa yang membuat Sungai Indus meluap. Lebih dari 1.600 orang tewas akibat banjir. Banjir ini memaksa 2 juta orang mengungsi dari rumah mereka. Selain itu juga mengganggu kehidupan sekitar 14 juta orang, atau 8 persen dari populasi.
PBB memulai menyeru disalurkannya dana beberapa ratus juta dolar untuk membantu korban banjir. "Jika kita tidak segera memberikan bantuan untuk menyelamatkan nyawa penduduk, mungkin ada gelombang kedua kematian yang disebabkan oleh penyakit dan kekurangan pangan," kata juru bicara operasi kemanusiaan, Maurizio Giuliano, Rabu (11/8).
Akibat banjir, tak terhitung desa dan peternakan yang telah terendam air. Banjir juga menghancurkan tanaman dan menyebabkan ternak hilang. Di beberapa tempat, keluarga yang meringkuk di tempat penampungan kecil dengan hewan mereka, dikelilingi oleh laut pedalaman.
Di pinggiran kota Sukkur, di Sindh, ratusan orang menunggu datangnya persediaan makanan di sebuah tenda pengungsian. "Saya kehilangan anak saya yang berusia 12 tahun. Saya pernah ke desa saya dengan tentara di kapal, namun tidak ada tanda-tanda," kata seorang petani bernama Mohammad Hassan.