Sabtu 14 Aug 2010 23:13 WIB

Banjir, Pakistan Batalkan Perayaan Kemerdekaan

Rep: Mg1/bbc/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Banjir di Pakistan
Foto: WHUDAT.COM
Banjir di Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, PAKISTAN-- Korban banjir Pakistan kini mulai berkumpul di kamp pengungsian di Pakistan. Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari telah menginstruksikan bahwa tahun ini tidak ada perayaan resmi Hari Kemerdekaan pada hari Sabtu, (14/8), karena  kondisi di Pakistan masih jauh dari stabil dan negara masih berusaha untuk mengatasi banjir yang menghancurkan.

Asif Ali Zardari justru akan menghabiskan hari-harinya dengan mengunjungi daerah yang terkena dampak banjir, Khyber Pakhtunkhwa dan propinsi Punjab. Menurut PBB, Dalam waktu 80 tahun, banjir Pakistan termasuk banjir terbesar dan telah mempengaruhi 14.000.000 terserang penyakit dan membunuh 1.600 jiwa. Banjir diprediksikan masih melonjak bahkan lebih tinggi di sepanjang bagian sungai Indus.

Presiden Zardari getir telah dikritik oleh politisi oposisi dan media karena pihaknya justru keliling Eropa pekan lalu di saat negaranya porak poranda oleh banjir. Akhirnya, ia pun mengunjungi daerah bencana di Sukkur di provinsi Sindh seraya menyatakan permohonan maafnya bahwa ia masih akan mengunjungi Rusia pekan depan. Ia akan di sana hanya beberapa jam, bukan dua hari yang telah dijadwalkan.

Di Islamabad mengatakan tidak akan ada pertemuan resmi khusus atau upacara pengibaran bendera. Parade Khusus di markas korps militer tidak akan terjadi dan bangunan resmi khusus tidak akan menyala seperti tahun-tahun sebelumnya. Pertemuan tahunan dan upacara penghargaan sipil di rumah presiden juga akan tidak terjadi. Pesta kembang api, budaya dan menunjukkan musik semuanya akan dibatalkan.

Kerusakan Parah

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dijadwalkan tiba di Pakistan pada hari Sabtu dan akan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat dan mengunjungi daerah yang terkena dampak banjir hari berikutnya. PBB pada hari Rabu telah meluncurkan $ 459m (£ 294m) banding untuk bantuan darurat tetapi ia mengungkapkan, dana miliaran akan dibutuhkan lagi dalam jangka panjang karena kerusakan sejumlah fasilitas umum yang kian parah.

Presiden, menurut jurubicaranya, Farhatullah Babar, menyambut baik kedatangan BAN. Jubi menambahkan "kerusakan kolosal untuk hidup, properti, ternak dan infrastruktur yang begitu besar sehingga bisa dihadapi hanya dengan upaya-upaya bersama dari rakyat Pakistan dan dukungan dan bantuan dari masyarakat internasional ".

Beberapa desa di Kabupaten Thatta, hilir Kotri, telah dievakuasi. Ini adalah zona pertanian besar yang memiliki beberapa peternakan terkaya di negeri ini. Tak hanya itu, kerugian pertanian pun sulit dihitung.

Aosiasi Pertanian di Pakistan mengatakan 17.000.000 hektar tanah pertanian berada di bawah air, dengan 100.000 sapi dan lebih dari satu juta ton gandum disimpan secara pribadi hilang. Peternakan ikan sekitar 3.000 unit dan  2.000 peternakan unggas serta 1.000 traktor telah hancur.    Sampai detik ini, badan-badan bantuan terus berjuang untuk mengatasi dengan skala bencana.

PPerdana Menteri Pakistan, Yousuf Raza Gilani berjanji bahwa "setiap sen tunggal" bantuan akan dipertanggungjawabkan dan diserahkan kepada korban. Tenaga medis di kamp bantuan di Punjab selatan mengatakan bahwa tantangan utama yang mereka hadapi adalah berbagai macam penyakit kulit. Beberapa di antaranya adalah gastroenteritis, diare dan infeksi kulit. Tapi mereka juga semakin khawatir akan terserang malaria, karena wilayah kian buruk lantaran masih tergenang air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement