REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Jepang kehilangan tempat sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia. Negara ini pada kuartal kedua menunjukkan pertumbuhan global yang melemahkan, dengan pemulihan ekonomi akibat krisis global yang masih terseok-seok. Sebaliknya, negara tetangganya, Cina, melesat melampauinya.
Produk domestik bruto tumbuh pada tingkat tahunan hanya 0,4 persen, demikian pemerintah Jepang mengatakan hari ini, jauh di bawah ekspansi tahunan 4,4 persen pada kuartal pertama. Berita itu menambahkan bukti bahwa pemulihan global menghadapi headwinds kuat.
"Angka-angka menggarisbawahi munculnya Cina sebagai kekuatan ekonomi baru. negara ini mampu menyeimbangkan kekuatan militer dan keuangan dan melesat dengan berbagai inovasi yang brilian," Martin Schulz, ekonom senior pada Fujitsu Research Institute di Tokyo.
Cina telah menjadi kekuatan utama setelah banyak negara seolah tenggem akibat krisis global. "Jepang adalah kenari di tambang emas karena sangat tergantung pada permintaan di Asia dan Cina, dan permintaan ini agak sedikit mendingin," kata Schulz. "Ini adalah tanda peringatan untuk semua negara ekonomi utama yang hanya berfokus pada permintaan luar negeri, bahwa itu semua tidak akan cukup."
Jepang telah memegang tempat nomor dua setelah AS sejak tahun 1968, mendahului Jerman Barat. Dari negara yang porakporanda akibat Perang Dunia II, Jepang melesat menjadi manufaktur global dan simbol kekuatan ekonomi baru di Asia. Namun apa yang disebut "keajaiban ekonomi" berubah menjadi gelembung besar real estate di tahun 1980-an sebelum meledak pada tahun 1991.
Memasuki era 2000-an, Jepang masuk pada dekade pertumbuhan stagnan dan kelesuan ekonomi. Perdana Menteri Naoto Kan sekarang menghadapi daftar panjang masalah yang menakutkan: populasi yang terus menyusut, permintaan domestik terus-menerus melemah, deflasi, dan melambatnya pertumbuhan di pasar ekspor utama. Sebaliknya, pertumbuhan Cina telah spektakuler.
Cina telah melampaui Jepang di angka PDB triwulan sebelumnya. Ekonomi Cina, katanya, hampir pasti akan lebih besar daripada Jepang pada akhir 2010 karena perbedaan besar dalam tingkat pertumbuhan masing-masing negara. Cina tumbuh sekitar 10 persen per tahun, sementara ekonomi Jepang diperkirakan tumbuh antara 2 hingga persen tahun ini.