REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD--India menawarkan Pakistan bantuan segera senilai 5 juta Dolar AS bagi korban bencana banjir. Namun, Pakistan masih ragu untuk menerima tawaran tersebut. Sudah menjadi rahasia umum, dua negara bertetangga itu masih menyimpan bara dalam sekap dan masing-masing saling menganggap yang lain sebagai musuh bebuyutan. Hingga saat ini, Islamabad belum menanggapi tawaran New Delhi itu.
Pakar politik asal kota Lahore, Pakistan, Sajjad Naseer, menjelaskan, keraguan itu ada kaitannya dengan harga diri nasional. Di pihak lain, mengingat dampak bencana yang mengerikan itu, bantuan apapun seharusnya diterima. "Tetapi pemerintah Pakistan juga harus mempertimbangkan konsekuensi politiknya. Karena posisinya lemah. Media mendiskusikan apakah pemerintah Pakistan dapat dipercaya dan menyangkut kepemimpinannya yang buruk. Jika pemerintah menyatakan bersedia menerima bantuan dari India, dalam situasi seperti sekarang, hal ini dapat merusak citra Pakistan," ujarnya.
Walaupun selama sepuluh tahun ini selalu muncul ketegangan, dua negara pemilik atom India dan Pakistan saling membantu menanggulangi bersama bencana alam. Menurut pakar politik Sajjad Naseer, kerja sama seperti itu mendukung upaya perujukan antar dua negara tersebut.
Sebanyak tiga kali sejak kemerdekaannya pada tahun 1947, India dan Pakistan saling berperang. Upaya perdamaian yang dilakukan selalu gagal. Khususnya ketika terjadi serangan terhadap kota metropolitan Mumbai November 2008. Pelaku satu-satunya yang masih hidup adalah Ajmal Kasab dan berasal dari Pakistan. Ia mengakui, bahawa serangan itu direncanakan di kawasan Pakistan.
Pakar keamanan India Afsar Karim tidak dapat menerima sikap ragu Pakistan untuk menerima bantuan dari India. "Saya betul-betul kecewa dan saya tidak dapat menerima, dalam bencana kemanusiaan politik masih dikaitkan," ujarnya.
Warga Pakistan sendiri sebenarnya juga menyambut baik tawaran India untuk memberikan bantuan. Seorang warga menuturkan, "Menurut saya, ini menyangkut rasa kasihan antar manusia. Kami menerima bantuan dari seluruh dunia, tetapi mengapa dari India tidak? Sebenarnya itu tidak boleh menjadi masalah besar," ujarnya.
Seorang warga lain menambahkan, "Jika India betul-betul ingin membantu kami, kami seharusnya menerima bantuan itu. Terutama demi masa depan. Karena, bila India sewaktu.waktu juga mengalami situasi seperti kami sekarang, maka kami juga akan memberikan bantuan. Ini manusiawi."
Pintu-pintu kecil itulah yang diharapkan dapat membuka perdamaian antara India dan Pakistan. Begitu juga di tingkat politik, demikian dinyatakan oleh kalangan pakar.