REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Perancis memulangkan 79 warga etnis Roma ke negara asal mereka, Rumania. Pemerintah Nicolas Sarkozy dikritik sebagai populisme sehubungan dengan tindakan keras yang dilakukan terhadap warga minoritas Roma ini.
Pejabat berwenang menyatakan, ke-79 warga etnis Roma dipulangkan secara sukarela. Sebagai modal awal untuk membangun hidup baru di Rumania, mereka dibekali uang "bantuan kepulangan“ sebesar 300 Euro dan 100 Euro bagi anak-anak.
Sampai akhir bulan Agustus ini, Menteri Dalam Negeri Perancis Brice Hortefeux menargetkan akan mendeportasi sekitar 700 warga Roma ke negara asalnya. Pada tahun 2009, pemerintah Perancis telah memulangkan sekitar 10 ribu orang kembali ke Rumania atau Bulgaria.
Tapi tidak tertutup kemungkinan, beberapa dari mereka tidak lama lagi akan kembali ke Prancis.Pasalnya, sebagai warga negara Uni Eropa, kaum Roma yang sebagaian besar berasal dari Rumania dan Bulgaria, diperbolehkan untuk bergerak bebas di wilayah Uni Eropa. Dan penjaga perbatasan di wilayah Schengen kini nyaris tidak ada lagi.
Untuk menyikapi kemungkinan ini, pemerintah Perancis telah mempersiapkan satu upaya, agar mereka yang kembali lagi ke Perancis tidak mendapatkan bantuan kepulangan untuk ke dua kalinya. Dalam beberapa minggu, sistem biometris yang diberi nama Oscar akan diterapkan. "Dengan sistem ini, kami dapat mencegah bantuan finansial diberikan kepada mereka yang kembali lagi, agar mereka tidak berulangkali kembali ke Prancis. Mereka ini tidak akan mendapatkan bantuan kemanusiaan lagi atau bantuan untuk kepulangan mereka," kata Menteri Imigrasi Eric Besson.
Akan tetapi, pemerintah Perancis masih belum memiliki satu upaya penanganan yang nyata untuk menghadapi kembalinya kaum Roma ini. Ini juga karena, setiap warga negara Uni Eropa boleh tinggal di Perancis paling lama 3 bulan. Baru setelahnya, mereka diharuskan untuk memiliki pekerjaan atau tempat kuliah atau dapat membuktikan bahwa mereka mampu untuk membiayai hidup mereka.