Selasa 24 Aug 2010 08:04 WIB

300-an Pekerja Migran Indonesia Terancam Hukuman Mati di Malaysia

Hukuman mati
Hukuman mati

REPUBLIKA.CO.ID,Lembaga kajian Sabang-Merauke Circle menyatakan, 300-an pekerja migran Indonesia di Malaysia saat ini terancam hukuman mati. Mereka ini menjalani proses hukum dengan dakwaan terlibat tindak kriminal seperti narkoba ataupun pembunuhan. Mereka ini berangkat ke Malaysia sebagai tenaga kerja.

Menurut direktur eksekutif Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan, lembaganya merespon kenyataan ini karena terkait dengan banyak hal yang bersifat hubungan antara Indonesia dengan Malaysia yang perlu segera dituntaskan.

Lebih jauh Syahganda memaparkan bahwa martabat Indonesia intensif diserang oleh Malaysia. Baik dari persoalan migrant workers yang sering menjadi korban kekerasan di Malaysia maupun pembayaan gaji yang ditunda atapun paspor yang ditahan majikan serta hak keluarga migran di sana.

Kedua, ancaman dari Malaysia selain Pulau Sipadan dan Ligitan yang diklaim, Malaysia semakin banyak mengambil tanah Indonesia di Kalimantan. Patok-patok perbatasan dimajukan ke arah Indonesia sehingga mereka menguasai berbagai wilayah.

Terakhir Indonesia harus berurusan dengan kepolisian Malaysia di Indonesia. Jadi petugas Indonesia dari Kementerian Kelautan dan Perikanan ketika bertugas menangkap pencuri Malaysia malah ditangkap polisi Malaysia.

Dalam menghadapi hal-hal seperti itu SBY harus bersikap tegas dan menyatakan siap berperang dengan Malaysia kalau tidak memperhatikan sistem hubungan bilateral yang saling menguntungkan dan bersahabat.

Namun Syahganda juga menegaskan bahwa dari pihak Indonesia sendiri, pemerintah kurang melindungi para migrant workers di sana. Seharusnya, mereka sudah sejak awal terdeteksi, persoalan-persoalan yang dihadapi mereka di sana. Seharusnya sudah terdeksi apa tuduhan terhadap mereka ini.

Yang terancam hukuman mati ini, menurut data yang diketahui sampai sekarang, meskipun mereka dimasukkan dalam kategori perbuatan kriminal tapi mereka pergi ke sana sebagai pekerja migran. Memang perlindungan terhadap mereka lemah, demikian Syahganda.

sumber : radio netherlands
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement