REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Lembaga Amnesti Internasional meminta Pemerintah Inggris untuk menghentikan penjualan senjata terhadap Arab Saudi. Permintaan itu menyusul temuan yang menangkap basah serangan rahasia Arab Saudi di Yaman dengan menggunakan pesawat tempur jenis Fighter Bomber. Dalam laporannya, lembaga tersebut mencatat adanya pelanggaran hak asasi manusia di Yaman.
"Laporan mengungkap pada penggunaan senjata yang mengakibatkan korban jiwa sipil. Pemerintah Inggris perlu melakukan penyelidikan menyeluruh, " ungkap direktur program, Oliver Sprague, seperti diberitakan kantor berita Iran, Irna, Rabu (25/10). Sprague mengatakan dengan pertimbangan kemanusiaan, seharusnya Pemerintah Inggris melakukan pembatalan suplai selama proses penyelidikan berlangsung.
Meskipun serangan gabungan Yaman-Saudi tidak dilaporkan, Amnesti Internasional mengatakan bahwa mereka telah memperoleh informasi yang menunjuk pada 'ratusan - mungkin ribuan - warga sipil' yang tewas dalam pengeboman. Perhatian utama kelompok hak asasi manusia adalah pemerintah Yaman yang kini berada dalam tekanan Amerika Serikat dan sekutunya untuk memerangi al-Qaeda dan Arab Saudi, juga ditekan untuk menangani kelompok separatis Huthis.
Sebagai informasi, diluar AS, Inggris merupakan pemasok senjata utama Arab Saudi. Tercatat negeri berjuluk "Petro Dollar" itu memiliki 120 pesawat jenis tornado. Pesawat berkode al-Yamamah ini merupakan buatan Inggris tahun 1985. Arab Saudi kemudian menambah armada tempurnya dengan membeli 72 pesawat Eurofighter pada tahun 2006.