Sabtu 28 Aug 2010 07:22 WIB

PBB: Serangan terhadap Kongo Dikategorikan Genosida

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Sebuah berkas laporan PBB Mengatakan kejahatan yang dilakukan tentara Rwanda dengan sekutunya, pemberontak Kongo dapat diklasifikasikan sebagai genosida, atau penumpasan etnis. Laporan tersebut adalah detail investigasi terhadap konflik yang terjadi di Republik Demokratik Kongo pada rentang waktu 1993 hingga 2003.

Di dalam laporan juga disebutkan puluhan ribu etnis Hutu, termasuk para wanita, anak-anak dan orang tua, dibunuh oleh tentara Rwanda yang didominasi suku Tutsi. Menteri Keadilan Rwanda membantah laporan itu dan menyebutnya sebagai 'sampah'.

Laporan juga memasukan kekerasan hak asasi manusia yang dilakukan oleh pasukan keamanan dari semua negara yang terlibat, dalam kondisi yang pernah di sebut sebagai 'perang dunia Afrika'. Versi final laporn Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, itu akan diumumkan ke publik beberapa hari mendatang.

Meski konflik resmi berakhir, namun kawasan Kongo timur, di dekat perbatasan dengan Rwanda, tetaplah rawan kekerasan. Pada Kamis kemarin, Dewan Keamanan PBB menggelar sesi darurat untuk membahas dugaan bahwa pemberontak Rwanda beretnis Hutu berada bersama para pria bersenjata yang memerkosa sedikitnya 150 orang dan bayi laki-laki di kota Luvuni dan lima desa di sekitarnya.

 

Laporan setebal 545 halaman yang disiapkan oleh 20 pejabat HAM PBB, menyatakan pemerkosaan itu adalah serangan sistematis dan meluas oleh tentara Rwanda dan pemberontak AFDL Kongo.

Pemberontak AFDL dulu dipimpin oleh Laurent Kabila, ayah dari Presiden Kongo saat ini, Joseph Kabila. Mereka saat itu menyerang suku Hutu Rwanda yang memasuki Kongo yang dulu bernama Zaire, setelah tragedi genosida pada 1994.

Pada tahun ini suku Hutu Rwanda membantai sekitar 800 ribu suku Tutsi dan suku Hutu yang moderat dalam genosida. Banyak dari pelaku pembantai kemudian melarikan diri dari Rwanda ketika pemberontak Tutsi mengambil alih Kigali pada Juni 1994, dengan membawa ratusan ribu warga Sipil Hutu sebagai sandera.

sumber : Ap/bbc

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement