REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR--Mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad angkat bicara melihat hubungan negaranya dengan Indonesia yang memanas belakangan ini. Mantan 'orang kuat' Malaysia itu menilai Indonesia tetap menjadi sahabat negaranya meski terjadi gelombang aksi anti Malaysia di Indonesia.
Terhadap aksi demonstrasi di Indonesia yang diwarnai dengan pembakaran dan peludahan terhadap bendera Malaysia, mantan orang nomor satu negeri jiran ini hanya mengatakan Malaysia berhak protes. Menurutnya, Malaysia berhak memprotes apa yang diistilahkan Kantor Berita Bernama sebagai 'pengotoran' bendera nasional oleh para demonstran di depan Kedubes Malaysia di Jakarta.
Mahathir menganggap para demonstran yang menggelar aksi di Jakarta itu hanyalah kelompok kecil yang dibayar untuk melakukan aksinya. ''Kita bisa protes, tapi kita jangan seperti mereka. Mereka terlalu agresif. Kita tidak bisa melakukan hal demikian,'' katanya di Kuala Lumpur.
Para pemimpin dan mantan pemimpin Malaysia kini mewacanakan bahwa aksi protes beragam elemen masyarakat Indonesia terhadap insiden 13 Agustus lalu itu dilakukan orang-orang bayaran. PM Malaysia Najib Tun Razak juga menyampaikan tudingan yang sama. Ia mengatakan, rangkaian aksi demonstrasi di depan kedutaan besarnya di Jakarta dilakukan oleh apa yang disebutnya "para kelompok bayaran".
Najib menuding para demonstran itu dibayar oleh pihak-pihak tertentu yang ingin mengganggu hubungan Malaysia dan Indonesia. "Mereka ingin kita marah sehingga kalau ditanggapi, hubungan (kita) dengan Indonesia akan hambar. Kita tidak boleh terjebak dalam permainan mereka," katanya.
Pernyataan yang disampaikan PM Najib kepada pers seusai memimpin pertemuan dengan Dewan Agung UMNO di "Putra World Trade Center (PWTC)" Kuala Lumpur itu ditujukan kepada para demonstran di Jakarta.
BAZNAS menyempurnakan Zakat Anda