REPUBLIKA.CO.ID,LONDON - Tony Blair mengaku melarang orang untuk berburu rubah, tetapi tidak untuk menyerang Irak. Dia terpesona oleh Putri Diana, namun dia diintimidasi oleh Ratu Elizabeth II.
Dia lontarkan banyak pujian pada Presiden George W. Bush, tetapi dia menyebut penggantinya, Gordon Brown sebagai orang yang tidak memiliki kecerdasan emosional. Memoar Blair telah lama ditunggu-tunggu, diedarkan di sejumlah toko buku, Rabu (1/9). Di dalam buku setebal 700 halaman tersebut, dia mengungkapkan cerita tentang para pendukung dan penentangnya.
Mantan perdana menteri Inggris itu, mendapat bayaran sebesar 4,6 juta poundsterling atau sekitar 7 juta dolar AS untuk buku berjudul "A Journey" itu. Dia mendapat bayaran sebesar itu untuk menceritakan perjalanan hidup dan politiknya.
Buku itu langsung laris terjual saat peluncuran hari pertama di toko-toko buku di Inggris dan masuk dalam daftar best seller. Namun, belum berhasil untuk di AS. penerbit buku itu harus berjuang keras untuk mematahkan top 100 buku-buku faforit di sejumlah toko buku di AS. "Seluruh hasil keuntungan dari buku itu akan saya sumbangkan bagi para korban dan tentara yang terluka, kata Blair, Rabu (1/9).
Di dalam buku itu, Blair menceritakan bahwa ia tidak pernah menyesal atas keputusannya bersama AS menyerang Irak. Namun, ia mengaku sedih melihat para korban jiwa yang ditimbulkan.
Blair tahu posisinya tidak populer saat ia memutuskan untuk menyerang Irak. Kawan-kawannya menentang dan menuduhnya sebagai seorang yang keras kepala dan tidak ramah.
Blair (57 tahun), mengundurkan diri pada Juni 2007 setelah satu dekade menjabat sebagai perdana menteri Inggris. Salah satu kebijakannya yang sangat tidak popiler adalah terkait dengan perang Irak dan konflik di Afganistan. Namun, tidak bagi pemerintah AS. Oleh AS, Blair tetap dianggap sebagai sekutu yang paling dihormati.