Jumat 03 Sep 2010 08:57 WIB

Pidato Obama Membuka Perundingan Damai Palestina-Israel

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Barack Obama (kedua dari kiri) dalam perundingan damai Palestina-Israel
Foto: ap
Barack Obama (kedua dari kiri) dalam perundingan damai Palestina-Israel

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Kesempatan tidak datang dua kali. Demikian sepenggal pidato Obama sebagai pembuka perundingan damai Palestina dan Israel yang berlangsung kamis malam ini Waktu Indonesia Barat (WIB) atau Jum'at pagi hari di Washington. Dalam pernyataannya, Obama menilai kedua belah pihak mampu menyelesaikan negosiasi perdamaian dalam kurun waktu satu tahun.

"Sekarang adalah waktu untuk kedua belah pihak memperlihatkan keberanian dan visi untuk memberikan damai yang mereka anggap pantas," papar Obama dalam naskah pidatonya seperti yang diterima republika.co.id dari Kedutaan Besar AS untuk Indonesia, Kamis malam. Obama menuturkan AS memberikan dukungan penuh terhadap upaya ini.

Pihaknya bahkan terus mendukung kedua belah pihak mengejar perdamaian meski dengan pilihan sulit. Dia juga menyatakan AS tidak akan memaksakan sebuah solusi atau memberikan hal lebih dari yang diharapkan masing-masing pihak. "Ada risiko besar pada setiap pihak terkait. Tapi kami melakukannya untuk mereka. Kita bisa menciptakan lingkungan dan suasana untuk negosiasi, pada akhirnya itu akan memerlukan kepemimpinan Palestina dan Israel, serta semua pihak yang mengatakan bahwa mereka menginginkan sebuah negara Palestina.," papar Obama

Obama mengakui dirinya banyak mendengar dari semua pihak yang berkeras bahwa ini merupakan prioritas utama namun belum dilakukan upaya penuh untuk membentuk sebuah negara Palestina.  Jadi, tutur Obama, hanya Israel dan Palestina yang bisa membuat dan membangun konsensus bagi mereka atas dasar kemajuan.

Menurut dia, hanya Israel dan Palestina yang bisa membuktikan satu sama lain ihwal kesiapan mereka untuk mengakhiri konflik ini dan membuat kompromi atas perdamaian yang layak. "Apa yang sebaiknya kita lakukan, termasuk Amerika Serikat, adalah mendukung mereka dengan dialog, mendukung pembicaraan, mendukung segala upaya dan tidak mencoba untuk melemahkan mereka," tuturnya.

Obama menambahkan baik keberhasilan maupun kegagalan tidak bisa dihindari. Hal yang terpenting, kata dia, usaha telah dilakukan. Jika kedua belah pihak tidak berkomitmen dalam pembicaraan ini secara sungguh-sungguh, maka konflik lama hanya akan terus memburuk. "Ini tidak bisa dibiarkan," ujarnya.

Obama juga menyadari ada kalanya setiap usaha harus diuji. Pihaknya juga tak memungkiri para esktremis dan musuh perdamaian telah melakukan segala daya mereka untuk menghancurkan upaya ini seperti yang sering terlihat dalam serangan keji dekat Hebron. "Terlalu banyak darah telah ditumpahkan. Terlalu banyak nyawa telah hilang. Terlalu banyak hati telah rusak," katanya.

Sejarah, tutur Obama, telah  mengajarkan kepada semua pihak bahwa terdapat jalan yang berbeda. Upaya perundingan sebuah tekad dan determinasi, di mana kompromi yang mungkin, atau konflik lama, pada akhirnya bisa berakhir.

"Ini adalah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang membawa perdamaian ke negara mereka, dari Irlandia Utara --dimana Senator Mitchell begitu mendalam terlibat-- untuk Balkan, ke Afrika, Asia, atau bagi mereka yang ditempa perdamaian antara Israel dan Mesir, serta Israel dan Yordania," kata dia. "Jalan ini terbuka untuk Israel dan Palestina. Jika semua pihak bertahan dengan itikad baik dan kemungkinan, kita bisa membangun perdamaian abadi dan komprehensif di Timur Tengah," tutur Obama menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement