REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON--Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyerukan agar Israel dan Palestina melakukan kompromi untuk mewujudkan perdamaian yang kekal dan abadi. Netanyahu mengatakan hal tersebut, Kamis (2/9), di awal perundingan Israel-Palestina secara langsung sejak dua tahun terakhir.
Dia mengutarakan beberapa komentar untuk Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Netanyahu sendiri menyebut Abbas sebagai rekan untuk mewujudkan perdamaian tersebut.
Masing-masing delegasi duduk di sisi berlawanan pada sebuah meja berbentuk "Letter U " di ruang Benjamin Franklin, Gedung Putih. Netanyahu mengakui bahwa untuk mencapai perjanjian perdamaian tersebut akan sulit. Namun, ia juga optimistis tentang prospek kemajuan perdamaian beberapa tahun mendatang.
Sehari sebelumnya, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan, ia akan bekerja keras untuk mewujudkan perjanjian damai jangka panjang dengan Israel. Namun, Abbas meminta Israel harus setuju untuk membekukan seluruh kegiatannya di seluruh permukiman di wilayah Palestina.
"Saya mendapat kesulitan dan tantangan untuk mewujudkan perdamaian itu, namun orang-orang di Palestin membutuhkan perdamaian dan keadilan," kata Abbas saat berbicara di Gedung Putih, Rabu (1/9) malam. AP / c25