REPUBLIKA.CO.ID, WINA--Sekjen PBB Ban Ki Moon resmikan apa yang disebut sekolah tinggi pertama di dunia untuk pemberantasan korupsi. Sekolah itu didirikan di dekat ibukota Austria, Wina dan akan menawarkan pendidikan, pelatihan dan penelitian.
PBB mengatakan korupsi menghalangi pembangunan, memanipulasi hasil pemilu dan membahayakan keamanan. Badan dunia itu juga menambahkan, orang-orang miskin yang paling menderita karena dampaknya. Dengan dukungan kantor PBB yang menangani narkotika dan kejahatan, pemerintah Austria dan badan anti penipuan, International Anti-Corruption Academy atau akademi anti korupsi internasional memiliki tugas untuk mengentaskan korupsi melalui pendidikan, pelatihan dan penelitian akademi.
Mahasiswa lulusan sekolah tinggi ini akan menjadi hakim, penyelidik dan polisi di seluruh dunia. Dengan mereka akan bekerjasama tokoh di dunia keuangan, bisnis serta politik dan bekerjasama mempelajari penyebab dan penanganan kejahatan yang terorganisir dan penipuan. Martin Kreutner menjadi ketua komite yang menjalankan institusi baru tersebut. Ia berharap dapat menciptakan generasi baru pakar pembasmian korupsi.
Menurut Kreutner, akademi itu tentu tidak akan menghasilkan orang-orang super. Lulusannya lebih akan menjadi penghubung dan pengisi kekosongan, yang kadang timbul antara mereka yang terlibat langsung dalam praktek dan ilmuwan yang meneliti masalah.
Akademi itu menyatakan akan mengadakan pemberantasan korupsi secara menyeluruh. Itu berarti, lulusannya akan mengkombinasikan teori dan praktek. Mereka akan dapat mengenali praktik-praktik korupsi, baik oleh orang yang menggunakan kedok maupun yang mengenakan jas dan dasi mahal.
Sebanyak 35 negara telah menandatangani dokumen yang mendasari pendirian akademi tersebut. Di antaranya sejumlah negara, di mana korupsi tidak tercatat atau diselidiki. Seminar dan kursus-kursus mulai hampir bersamaan dengan seluruh program akademis yang diawali tahun depan.