Senin 06 Sep 2010 20:36 WIB

Sebanyak 40 Orang Hilang di Guatemala dalam Bencana Longsor

Rep: Esthi Maharani/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY--Setidaknya 40 orang hilang di Guatemala pada Ahad (5/9) setelah terkubur tanah longsor. Ada sekitar 100 orang ikut membantu penggalian tersebut. Longsor tersebut terjadi karena hujan lebat yang melanda wilayah tersebut.

Presiden Alvaro Colom mengatakan, sekitar 40 orang telah resmi dilaporkan hilang dan hampir 12 ribu sudah dievakuasi ke tempat penampungan darurat. "Ini adalah tragedi nasional," kata Colom dalam sebuah konferensi pers. "Ini menyakitkan karena orang-orang miskin yang harus menerima musibah ini.''

Petugas pemadam kebakaran setempat telah mengangkut 18 mayat di lokasi tersebut. Namun, ia mengatakan, proses penggalian tidak bisa berlangsung cepat. Setidaknya perlu waktu hingga dua hari untuk mengevakuasi semua korban yang mungkin terkubur.

Insiden ini kali kedua terjadi setelah sebelumnya terjadi pada Sabtu (4/9) lalu. Dalam peristiwa itu sebuah bus terkubur dan menewaskan 12 orang. Enam lainnya tewas pada hari Sabtu dalam insiden terpisah. Dari foto yang ditunjukkan atap bus tersebut hancur oleh tumpukan tanah dan batu.

Lebih dari 30 titik berpotensi longsor yang membentang antara jalan tol Inter-Amerika yang menghubungkan dengan jalan utama Guatemala. Longsor itu menutup jalan sepanjang sekitar 30 satu mil.

Petugas mengingatkan bahwa hujan masih akan terjadi hingga Senin ini (6/9). Colom mengimbau agar masyarakat menghindari jalan raya nasional. Sebab, tanah longsor masih mengancam. Jika hujan turun saat proses evakuasi sedang dilakukan, maka upaya penyelamatan akan ditunda.

Sebelum bencana tanah longsor ini, Guatemala pernah dilanda badai Agatha pada Mei. Lebih dari 150 orang tewas. Peristiwa ini pun memicu terjadinya tanah longsor.

Curah hujan di bagian tenggara Guatemala dan Meksiko tahun ini memang cukup tinggi untuk tahun ini. Ribuan orang di Teluk Meksiko negara Meksiko Tabasco terpaksa mengungsi dari rumah mereka akibat banjir.

Beberapa bendungan pun menunjukkan peningkatan volume sehingga pintu air harus dibuka agar tidak terjadi bencana lebih besar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement