REPUBLIKA.CO.ID,PAKISTAN -- Seorang pembom bunuh diri Taliban menabrakkan mobilnya ke sebuah kantor polisi di Pakistan barat laut pada Senin (6/9). Sedikitnya 19 orang tewas oleh peristiwa yang diduga berhubungan dengan Al-Qaeda. Pemboman ini membuat ketenangan yang relatif sudah terbangun menjadi memanas kembali.
Hampir 100 orang tewas pekan lalu dalam pemboman bunuh diri di kelompok minoritas Muslim Syiah di sebelah timur kota Lahore dan kota barat daya Quetta.
Perdana Menteri Yusuf Raza Gilani sempat melakukan pertemuan para pejabat provinsi. "Hal ini menunjukkan bahwa teroris tidak memiliki keyakinan kecuali pertumpahan darah dan kekacauan, "katanya.
Taliban di Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Senin di kota Lakki Marwat itu. Bom bunuh diri ini menghantam sebuah van sekolah sebelum memukul dinding belakang kantor polisi. Ledakan itu menyebabkan sebagian besar kantor polisi itu luluh lantak.
Menteri Informasi Khyber-Pakhtunkhwa provinsi, Mian Iftikhar Hussain mengatakan 19 orang tewas. “Ada sembilan polisi dan dua anak-anak di antaranya,” katanya. Hussain mengatakan 34 orang, termasuk 20 polisi, luka-luka.
Awal tahun ini, seorang pembom bunuh diri meledakkan diri di sebuah SUV di pertandingan voli, menewaskan hampir 100 orang di sebuah desa dekat Lakki Marwat. Serangan itu tercatat sebagai bom bunuh diri yang paling mematikan.
Taliban telah berjuang untuk menggulingkan pemerintah yang didukung Amerika selama bertahun-tahun. Ambisi itu telah tumbuh dan mengakibatkan perang yang rumit hingga saat ini.
Pekan lalu, Taliban mengancam akan segera memulai serangan di AS dan Eropa. Ancaman itu muncul setelah pemimpin mereka, Hakimullah Mehsud tewas oleh di Afghanistan Desember lalu oleh pasukan Amerika.