Selasa 07 Sep 2010 22:18 WIB

Mayoritas Remaja Israel tak Menginginkan Siswa Arab di Kelasnya

Rep: Arab News/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,RAMALLAH--Rakyat Israel memang menyimpan penyakit diskriminatif akut terhadap warga keturunan Arab. Buktinya, dalam sebuah penelitian ditemukan fakta bahwa mayoritas remaja Israel tak menginginkan siswa Arab di kelasnya. Bahkan, mereka memandang siswa Arab itu tak perlu memiliki hak yang sama di sekolah-sekolah.

Survei dilakukan terhadap remaja Israel yang berusia antara 15-18 tahun. Penelitian itu disajikan untuk Konferensi Pendidikan di Era Digital yang diselenggarakan di Haifa, Israel, Senin (6/9). Dua pertiga remaja Israel menilai siswa Arab yang tinggal di Israel tidak menikmati hak yang sama di sekolah.

Menurut survei itu, 59 persen dari remaja berusia 15-18 tahun itu percaya bahwa mahasiswa Arab tidak harus memiliki hak yang sama di sekolah-sekolah. Sembilan puluh enam persen responden juga ingin agar Israel menjadi negara Yahudi dan demokratis. Namun, 27 persen percaya bahwa mereka yang keberatan dengan kebijakan pemerintah harus diadili di pengadilan, sementara 41 persen dukungan pengupasan kewarganegaraan mereka.

Hanya di bawah sepertiga siswa Israel yang mengatakan tidak mau belajar di ruang kelas dengan satu atau lebih siswa dengan kebutuhan khusus. Jumlah ini meningkat menjadi dua kali lipat ketika ditanyakan sikapnya ketika belajar di kelas yang sama dengan siswa Arab. Selain itu, 23 persen mengatakan bahwa mereka tidak ingin gay atau lesbian di kelas mereka.

Jajak pendapat juga mengungkapkan bahwa dari 40 persen anak muda Yahudi tidak pernah menjadi bagian dari kelompok pemuda, sementara 45 persen tidak pernah secara sukarela terlibat dalam kapasitas apa pun.

Survei juga mendapatkan bahwa 83 persen siswa Israel dengan senang hati menjadi tentara negaranya. Namun setengah dari mereka mengaku memiliki temah yang tidak berniat mendaftar jadi tentara. Survei ini dilakukan oleh Profesor Camil Fuchs dari Departemen Statistik Universitas Tel Aviv bekerja sama dengan perusahaan Sample Project, dengan responden sebanyak 500 remaja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement