REPUBLIKA.CO.ID, New York--Imam Feisal Abdul Rauf, salah seorang tokoh perencana pembangunan Islamic Centre dekat Ground Zero di New York, Amerika Serikat (AS) menyatakan, ia kini akan mempertimbangkan semua kemungkinan lain. Termasuk penundaan atau pemindahan ke lokasi lain.
Demikian pernyataan sang imam Senin waktu setempat (13/9), dalam suatu konferensi pers, di lembaga think-tank, Council on Foreign Relations, di New York.
Rencana pembangunan Islamic Centre di dekat Ground Zero jadi heboh, karena dalam berbagai pemberitaan bunyinya menjadi rencana pembangunan mesjid di Ground Zero.
Sang Imam tidak mengira, rencana pembangunan Islamic Centre, yang bertujuan untuk mewujudkan hubungan harmoni di antara berbagai penganut agama, akan mendapat sekian banyak tentangan. "Ketika kami mengumumkan rencana proyek ini, pada bulan Desember 2009, tidak ada yang mengajukan keberatan," katanya.
Menurut Imam Feisal Abdul Rauf, berbagai kelompok radikal membajak rencana pembangunan ini, demi kepentingan agenda politik mereka sendiri.
Selanjutnya Imam Feisal Abdul Rauf menyatakan, sekarang rencana proyek ini telah membuka kedok sikap anti orang asing di AS, khususnya kebencian terhadap kaum Muslim.
"Warga Yahudi dan Katolik, orang asal Irlandia dan Italia, orang kulit hitam dan orang berbahasa Spanyol, semua kelompok tersebut telah berhasil melalui tantangan seperti ini. Dan kini tiba saatnya, kami, kaum Muslimin, menghadapi tantangan serupa," tegas Sang Imam.