REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton akan mendampingi utusan khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell dalam perundingan damai Israel-Palestina putaran kedua di Mesir yang berlangsung hari ini. Negosiasi yang melibatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin Palestina Mahmoud Abbas adalah bagian dari proses yang bertujuan untuk menjalin kesepakatan damai dalam waktu 12 bulan ke depan. Proses ini dimulai awal bulan ini dalam pertemuan antara Netanyahu, Abbas, dan Clinton di Washington.
Clinton dan Mitchell diharapkan untuk melanjutkan pembicaraan dengan para pemimpin di Yerusalem pada hari Rabu.
Sementara itu, ketegangan yang berkembang atas masalah yang mungkin baru permukiman Israel di Tepi Barat. Netanyahu berada di bawah tekanan dari Palestina dan Obama untuk memperpanjang moratorium 10 bulan untuk membangun permukiman Israel di wilayah yang disengketakan Tepi Barat. Moratorium itu diatur akan berakhir September 26.
Palestina mengatakan pembangunan akan menjadi "torpedo" bagi pembicaraan, tetapi Israel tampaknya mengabaikan hal ini.
Sebelum tiba di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada hari Selasa pagi, Clinton mengatakan jika tidak ada negosiasi, tidak akan ada keamanan bagi Israel dan juga untuk rakyat Palestina. Ini bukan kali pertama Clinton berpartisipasi dalam upaya untuk mengamankan solusi dua-negara.