REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH-Presiden Palestina Mahmoud Abbas memperingatkan pembangunan permukiman baru Israel akan mengakhiri pembicaraan perdamaian. Pernyataan ini dilontarkan setelah Perdana Menteri Israel memberi tahu dia bahwa pembangunan masih akan berlanjut.
Seorang pejabat senior Palestina mengatakan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberi tahu Abbas selama pembicaraan perdamaian di Jerusalem, Rabu (15/9), bahwa pembangunan permukiman akan berlanjut.
Pejabat itu berbicara tak lama setelah utusan AS George Mitchell memberi tahu wartawan bahwa Netanyahu dan Abbas membuat kemajuan mengenai penyelesaian sengketa tentang permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan.
Netanyahu sudah menyatakan dalam beberapa pekan belakangan ini bahwa ia tak akan memperpanjang tenggat tentang moratorium sebagian selama 10 bulan mengenai pembangunan permukiman pada akhir September. Sementara, Palestina telah memperingatkan Israel bahwa mereka akan meninggalkan pembicaraan jika Netanyahu berbuat demikian.
Ada sebanyak 500 ribu orang Israel yang tinggal di lebih dari 120 permukiman Yahudi yang berada di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat, termasuk Jerusalem Timur, yang dicaplok negara Yahudi tersebut. Palestina menganggap permukiman itu sebagai penghalang utama bagi berdirinya negara Palestina merdeka.
Pembicaraan yang diperantarai AS diluncurkan lagi awal September, setelah macet selama 20 bulan. Kendati ada ancaman untuk meninggalkan pertemuan, pejabat Palestina tersebut menekankan bahwa Palestina akan mencapai perdamaian yang adil yang menjamin hak rakyat Palestina. "Memang akan ada banyak penghalang dan perundingan akan sulit," jelasnya.