Jumat 17 Sep 2010 10:38 WIB

Penjelasan Paus tentang Skandal Seks yang Mengguncang Gereja

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Paus Benediktus XVI
Foto: AP Photo
Paus Benediktus XVI

REPUBLIKA.CO.ID, EDINBURGH--Kunjungan Paus Benediktus XVI ke Inggris menuai kecaman dan kemarahan. Hal itu terjadi ketika Paus mengakui bahwa gereja Katolik telah gagal bertindak tegas dan tidak cepat menangani kasus pemerkosaan pendeta terhadap anak-anak. Paus juga mengatakan gereja lebih memilih menyembuhkan korban.

Tak hanya persoalan kasus pemerkosaan, kecaman terhadap Paus juga terjadi lantaran penanganan yang kurang cepat dari pihak gereja terhadap munculnya wahyu tentang bunuh diri di Belgia. Padahal persoalan wahyu itu telah memakan korban 13 orang.

Kendati dihimpit tekanan, kedatangan Paus disambut hangat oleh Ratu Elizabet II dan kepala Gereja Inggris, Anglikan ketika tiba di Istana Holyroodhouse, Edinburgh, Skotlandia. Dalam sambutanya, Ratu mengatakan kunjungan Paus mengingatkannya pada sejarah perkembangan Kristen di Inggris.

Dalam kesempatan itu, Ratu mengharapkan agar hubungan antara gereja Anglikan dan Katolik Roma segera dipererat. Ratu juga memuji kontribusi gereja Katolik dalam usaha membantu masyakat miskin di seluruh dunia. "Kita tentu tahu pentingnya melanjutkan dialog sehingga menumbuhkan rasa saling percaya. Kita juga tahu kebebasan beragama merupakan inti dari toleransi dan demokrasi," tutur Ratu.

Sementara itu, Paus dalam sambutannya mengatakan nenek moyang Inggris diakuinya begitu menghormati kebenaran dan keadilan. "Belas kasih datang kepada anda dari keyakinan yang akan menjadi kekuatan besar untuk kebaikan kerajaan anda," paparnya. Paus secara tidak langsung juga memuji Inggris yang berhasil mengalahkan Nazi, pihak yang ingin menghilangkan peran Tuhan dari  Masyarakat dan menyangkal keberadaan Yahudi.

Saat disinggung soal hasil jajak pendapat yang menunjukan bahwa sebagian jamaah Katolik telah kehilangan kepercayaan terhadap gereja lantara skandal pemerkosaan, Paus menyatakan dirinya terkejut dan sedih mendengar skandal tersbeut. Menurut dia, sebagai seorang pendeta yang telah disumpah atas nama Yesus, tragedi itu seharusnya tidak terjadi.

"Sulit untuk mengerti ketika melihat seseorang yang telah disumpah melakukan pelanggaran. Hal ini sangat menyedihkan. Saya juga sedih ketika otoritas gereja begitu lamban dalam menangani skandal itu," tutur Paus dalam bahasa Italia. Dia pun meminta gereja untuk menempatkan korban skandal untuk memperoleh bantuan penyembuhan secepatnya.

Paus juga mengisyaratkan agar pendeta 'bermasalah' untuk tidak diberikan akses kepada anak-anak. Paus beralasan pendeta 'bermasalah' bakal menderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Karena itu, Paus meminta gereja lebih selektif terhadap pendidikan pendeta untuk menghindari terjadinya skandal.

Sebelumnya, Paus sempat mengatakan dosa dari skandal itu telah ditanggung gereja. Meski dia tidak secara merinci maksud dari penanggungan dosa itu. Faktanya, penanganan terhadap skandal lebih banyak dilakukan Paus atas nama pribadi. Pasalnya, Pauslah yang membolehkan pendeta yang seharusnya menjalani terapi untuk bertanggung jawab memberikan pelayanan.

Ketika disingung tentang rencana Paus mengunjungi korban pemerkosaan, Pejabat Vatikan mengaku belum memastikan rencana itu. Meski demikian, pengaturan tentang pertemuan itu tengah dibuat. Seperti diberitakan sebelumnya, para pria dan wanita yang mengaku mengalami kekerasan seksual oleh pendeta Katolik saat kanak-kanak akan menggelar konferensi di London, sebelum kunjungan Paus ke Skotlandia dan Inggris. Mereka berencana menyampaikan pesan kepada Paus dan mengompilasikan pesan-pesan itu dalam sebuah buku untuk diberikan padanya.

Berbarengan dengan rencana itu, sebuah jajak pendapat yang dilakukan BBC terhadap 500 pemeluk Katolik menyebutkan 52 persen responden mengatakan skala kekerasan dan bagaimana kekerasan dilakukan serta cara gereja memperlakukan peristiwa itu, telah 'mengguncang kepercayaan mereka terhadap kepemimpinan Gereja'.Jajak pendapat itu dilakukan oleh ComRes--anggota Dewan Poling Inggris. Lembaga ini menyurvei responden secara acak yakni pemeluk Katolik Roma di penjuru Inggris mulai 6 hingga 9 September 2010 lalu.

sumber : bbc/yahoonews
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement