REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah Indonesia akan memberikan apresiasi atas penanganan kasus rencana pembakaran Al Quran oleh pendeta di Miami. Apresiasi tersebut akan diberikan Wakil Presiden Boediono dalam pertemuan kedua para pemimpin ASEAN-Amerika Serikat yang akan diselenggarakan di New York, AS pada 24 September mendatang.
Demikian disampaikan Dirjen kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri, Jauhari Oratmangun, usai kunjungannya di Istana Wakil Presiden, Selasa (21/9). Masalah pembakaran Quran tersebut, kata dia, sangat berkaitan dengan keyakinan. "Penanganan yang dilakukan oleh Obama perlu diberikan apresiasi," tuturnya.
Selain itu, dalam pertemuan ini pun akan membahas isu-isu mengenai ASEAN. Dalam hal ini ada juga pembahasan terkait Myanmar, tentunya mengenai masalah pemilu yang akan berlangsung di Myanmar. Apalagi, katanya, memang sekarang dari konfigurasi kekuatan politik dan ekonomi dunia telah bergeser ke Asia Tenggara, jadi ASEAN menjadi driving force.
Karena itulah Rusia dan AS, katanya, berkeinginan untuk bergabung dengan Asia Summit yang realisasinya akan dilaksanakan saat Indonesia menjadi ketua ASEAN. Hal yang paling diharapkan dari hubungan tersebut adalah akan menciptakan suatu wilayah yang stabil, aman dan kondusif.
Isu-isu berikutnya yang akan diangkat, kata dia, yakni sustainable economic recovery, disaster management. "Patut diketahui bahwa disaster management ASEAN akan berkantor di Jakarta," ujar dia.
Selain itu akan dibahas juga isu climate change, serta pengentasan kemiskinan. Tentunya, menurut dia, akan ada benyak isu yang menjadi prioritas untuk disampaikan disana, wapres sendiri juga akan menyampaikan pernyataan, dalam konteks ini akan terkait dengan Indonesia yang akan menjadi ketua ASEAN 2011.
Pada saat yang bersamaan, lanjutnya, diharapkan AS dan Rusia sudah ikut dalam East Asia Summit. Summit tersebut merupakan region architecture baru saat ASEAN menjadi driving force dari aktivitas ini.