REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Pertemuan tahunan untuk evaluasi pencapaian target Millenium Development Goal's (MDG's) yang sedang berlangsung di New York, Amerika Serikat (AS) berujung pada iming-iming baru dari negara kaya. Pertemuan yang dilakukan di sela Sidang Umum PBB itu menghasilkan janji baru bantuan untuk mencapai target MDG's.
Meski didera krisis finansial, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak pemerintah berbagai negara untuk tidak melupakan 1 miliar orang yang hidup dengan kurang dari 1,25 dolar AS per hari. Para pejabat PBB mengatakan, Ban akan mengumumkan komitmen miliaran dolar dari negara-negara maju pada Rabu (22/9) waktu setempat.
Sayangnya, belum jelas kapan komitmen itu bisa direalisasikan serta apakah cukup untuk membantu negara-negara yang kesulitan memenuhi target MDG's.
Wakil Perdana Menteri Inggris Nick Clegg, dalam sambutannya pada puncak pertemuan MDG's mendesak negara-negara untuk menunjukkan tekad yang sama seperti Inggris dalam memenuhi komitmen bantuan mereka, meski mereka juga didera krisis keuangan.
Clegg menunjuk Afghanistan, tempat yang rentan di mana menurut dia kebencian dapat berbiak menjadi bibit-bibit terorisme. Tempat yang merupakan asal 80 persen opium dunia itu jika dibiarkan akan menyebabkan kejahatan di mana saja, keluarga yang terlantar, dan para pengungsi dan pencari suaka. "Membantu mereka mencapai target MDG's bukan sekadar amal atau berdasarkan rasa kasih sayang. Namun merupakan kunci untuk masa depan dunia yang langgeng dan kemakmuran bagi rakyat Inggris," paparnya.
Menlu Afghanistan Zalmai Rassoul berpidato di hadapan para pemimpin dunia di ajang itu memaparkan kurangnya keamanan di negara asalnya membuat mereka kesulitan mencapai poin-poin antikemiskinan dalam MDG's. "Musuh-musuh perdamaian dan stabilitas di Afghanistan masih aktif, mendalangi serangan terencana terhadap sekolah-sekolah, klinik, guru, dokter, pegawai pemerintah, dan bahkan anak-anak muda, terutama anak perempuan yang bersekolah," kata Rassoul.
Target dalam MDG's di antaranya dibabatnya angka kemiskinan ekstrim hingga setengahnya, menjamin pendidikan dasar bagi semua anak, mengerem pandemi HIV/AIDS, dan mengurangi angka kematian anak dan ibu. Semua target yang ditetapkan lima tahun itu diharapkan tercapai pada 2015.
Lebih dari 140 presiden, perdana menteri dan raja menghadiri KTT tiga hari yang dimulai awal pekan ini. Pada KTT hari terakhir, Presiden AS Barack Obama, Perdana Menteri Cina Wen Jiabao, dan Perdana Menteri Jepang Naoto Kan akan memberikan pidatonya sebagai penutup perhelatan tahunan PBB.
Dari sepuluh poin target MDG's terdapat tiga poin yang lambat perkembangannya, yakni jumlah kematian ibu selama kehamilan dan persalinan, jumlah anak yang meninggal sebelum berusia 5 tahun, dan mempromosikan kesetaraan bagi perempuan.
Ban mengungkapkan bahwa sekitar 26 miliar-42 miliar dolar AS diperlukan setiap tahunnya untuk memenuhi target perbaikan kesehatan reproduksi perempuan dan anak-anak. Jumlah itu dibutuhkan untuk memenuhi target pada kurun waktu 2011 dan 2015.
Banyak laporan baru-baru ini menunjukkan bahwa negara-negara termiskin di dunia, terutama di sub-Sahara Afrika, hanya membuat sedikit kemajuan dalam pemberantasan kemiskinan. PBB mengatakan bahwa pada tingkat kemajuan saat ini, target mengurangi proporsi penduduk yang tak mampu mengakses sanitasi dasar belum tercapai.