REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK-- Sejumlah negara donor yang menghadiri pertemuan puncak PBB, Rabu (22/9) terkait target pemberantasan kemiskinan dunia 2015, sepakat untuk menjanjikan anggaran baru. Namun, tidak ada kepastian berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk memenuhi target itu termasuk komitmen politik dari mereka.
Hal itu tidak terlepas dari kondisi sejumlah negara di dunia yang mengalami gangguan keuangan serius akibat krisis ekonomi global yang memicu kenaikan harga pangan dan bahan bakar dunia. Namun, sekjen PBB, Ban Ki-moon berulangkali mendesak sejumlah negara agar tidak mengabaikan nasib sekitar 1 miliar penduduk dunia yang pendapatannya dibawah 1,25 dolar per hari itu.
Deputi Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg mendesak pemerintah sejumlah negara untuk mengikuti jejak Inggris dalam memberikan bantuan meski negaranya juga mengalami krisis keuangan. Clegg mengambil contoh upaya perbaikan yang dilakukan di Afghanistan, yang dilanda aksi teror, bisnis obat bius, perang saudara hingga memiskinkan penduduknya.
Menteri Luar Negeri Afghansitan, Zalmai Rassoul mengakui terganggunya keamanan di negaranya telah membuat Afghansitan kesulitan memberantas kemiskinan. ''Musuh perdamaian masih aktif dengan melakukan serangan terencana terhadap sekolah, klinik, hingga anak-anak dan petugas sosial,'' ujarnya.