Kamis 23 Sep 2010 05:41 WIB

Perdana Menteri Cina Gertak Jepang Soal Penahanan Kapten Kapal Nelayan

Wen Jiabao
Foto: AP
Wen Jiabao

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Perdana Menteri China Wen Jiabao mendesak Jepang untuk membebaskan seorang kapten kapal "segera dan tanpa syarat", menurut media resmi pemerintah, Rabu. "Jika tidak, China akan mengambil langkah lain," kata Wen sebagaimana dikutip Kantor Berita Xinhua di New York. Ia berada di New York guna turut ambil bagian dalam pertemuan PBB dan perundingan dengan para kepala negara termasuk Presiden AS Barack Obama.

Perselisihan itu terjadi ketika kapal penangkap ikan China dan dua kapal penjaga pantai Jepang bertabrakan pada 7 September tidak jauh dari kepulauan yang diperselisihkan yang terletak di kawasan kaya ikan dan tidak jauh dari kawasan yang diduga mengandung sumber daya minyak dan gas. Jepang menahan kaptem kapal, Zhan Qixiong (41), hari berikutnya berdasarkan hukum dalam negeri.  Pada Minggu, sebuah pengadilan memperpanjang penahanannya hingga 29 September, ketika dia akan diputuskan apakah dibebaskan atau didakwa.

China telah bereaksi keras atas penangkapan itu, dan berulang kali meminta Zhan dibebaskan, memanggil duta besar Jepang enam kali, menunda pertukaran pejabat senior dan menunda sejumlah acara kebudayaan. Kepulauan yang diperselisihkan itu dikenal sebagai Senkaku oleh Jepang dan Diaoyu oleh China serta juga diklaim oleh Taiwan.

Di New York, baik Wen dan timpalannya asal Jepang, Naoto Kan dijadwalkan melakukan pertemuan terpisah dengan Obama, namun China telah mengeluarkan peluang pertemuan untuk memperbaiki hubungan antara kedua pemimpin Asia itu. "Jelas sekali atmosfernya tidak layak untuk pertemuan. Isu itu telah melukai hubungan dwipihak," kata juru bicara Kementerian Luar negeri China Jiang Yu kepada wartawan, Selasa.

Isu itu juga menyebabkan kegemparan di antara publik China, yang masih bersikap ambivalen kepada Jepang setelah pasukannya menguasai Chian utara sebelum dan selama Perang Dunia II. Yoshito Sengoko, seorang juru bicara utama bagi pemerintah Jepang, Selasa, menekankan arti penting menjaga sentimen nasionalisme. "Yang lebih penting dari apapun juga adalah bahwa pejabat pemerintah yang terkait masalah itu seharusnya berhati-hati tidak memancing kelompok-kelompok berpikiran sempit, nasionalisme ekstrim di Jepang, China dan negara-negara lain," katanya.

Pada akhir pekan, sekelompok kecil orang-orang anti Jepang melakukan aksi unjuk rasa di jalanan di tiga kota di China, namun aksi itu tidak berlangsung lama dan tidak menimbulkan aksi kekerasan.

sumber : Ant/AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement