REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Pemerintah Malaysia akhirnya mengeluarkan pernyataan soal penyiksaan pekerja rumah tangga asal Indonesia oleh warganya pekan lalu. "Pemerintah Malaysia sangat mengutuk semua bentuk kekerasan terhadap pekerja, apapun kebangsaan atau sektor kerjanya," Anifah Aman, Menteri Luar Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Dalam kasus terbaru minggu lalu, polisi Malaysia mengungkap penganiayaan atas PRT asal Indonesia. Wf, seorang PRT, disiksa dan diperkosa berulang kali oleh majikannya.
"Pemerintah Malaysia menyesal insiden ini terjadi, meskipun nasihat untuk majikan berulang kali dilakukan," katanya. Anifah berjanji akan menuntaskan kasus ini secepatnya dan menjanjikan upaya hukum yang seadil-adilnya.
Kasus penganiayaan atas TKW Indonesia kerap terjadi di Malaysia. kasus terakhir yang menimpa Wf bahkan membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaruh perhatian besar terhadap perlindungan TKI. Ia menelpon langsung seorang pembantu keturunan Pacitan, Jawa Timur, saat dikunjungi oleh Dubes RI untuk Malaysia Da'i Bachtiar. Presiden juga telah memberikan instruksi kepada KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Penang untuk memberikan advokasi maksimal kepada TKW yang bermasalah atau menerima siksaan dari majikan.
Menurut Kepala polisi Georgetown, Gan Kong Meng, pembantu rumah (PRT) asal Lampung Wf itu telah disiksa dan diperkosa oleh majikannya. Wf (26 ) mengaku dipukul kepalanya, tangan dan kakinya dengan ikat pinggang (gesper) hingga cedera parah, dadanya disterika, punggungnya disiram air panas, bahkan beberapa kali diperkosa oleh majikan laki-lakinya.
Hasil pemeriksaan rumah sakit menunjukkan adanya luka-luka di kemaluan korban diduga akibat pemerkosaan. Majikan perempuan, kata korban, ikut memukuli jika pembantunya tidak melayani majikan laki-laki yang profesinya sebagai kontraktor pemotongan rumput.
Dalam kondisi luka parah, majikannya yang beretnis India membuang Wf di Taman Cenderawasih, Nibong Tebal. Wf terkapar selama 12 jam di pinggir jalan hingga seorang pejalan kaki menemukan dan membawanya ke kantor polisi.
Kepolisian Penang kemudian mengusut penyiksaan ini selama seminggu. Korban awalnya sempat tidak tahu dimana alamat majikannya karena keluar rumah dengan mata tertutup. Namun berkat kegigihan kepolisian Penang, kedua majikan Wf akhirnya dapat ditangkap, Sabtu. Kedua majikan Wf kini dalam tahanan kepolisian Penang.