REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN-–Sebuah bom meledak dalam sebuah parade militer di Barat Laut Iran, Rabu (22/9). Dalam peristiwa yang menewaskan 10 penonton itu, salah seorang pejabat menyalahkan kaum Separatis Kurdi yang telah berperang melawan pasukan Iran di kawasan tersebut selama beberapa dekade.

Menurut laporan media Iran, ledakan yang terjadi di Kota Mahabad, dekat perbatasan Irak dan Turki itu juga melukai 57 orang. “Kebanyakan korban yang terluka adalah perempuan dan anak-anak,” kata Gubernur Propinsi Vahid Jalalzadeh, yang dikutip dalam laporan dari perusahaan penyiaran negara Iran.

Pasukan Iran di zona perbatasan itu telah bentrok selama beberapa tahun dengan pemberontak Kurdi, yakni sayap Iran yang merupakan Partai Buruh Kurdi. Para pemberontak itu telah memiliki pejuang yang berbasis di Turki dan Irak. Kelompok di Iran pada umumnya tidak menargetkan masyarakat sipil dalam kampanye-nya dalam mendapatkan hak-hak yang lebih besar untuk minoritas Kurdi. Hal tersebut menjadi alasan munculnya harapan tidak akan terjadi bom ledakan lagi di Iran.

Sebuah laporan radio pemerintah mengatakan, perangkat itu diledakkan dengan mengacu pada waktu. Perangkat peledak itu juga ditempatkan di bawah semak dekat rute pawai.

Dalam stasiun televisi pemerintah, Jalalzadeh mengatakan bahwa peledakan itu dilakukan oleh “orang-orang yang kontra-revolusi,” dengan merujuk ke kelompok Separatis Kurdi. Dia menyebut ledakan tersebut sebagai insiden “pengeboman teroris” dan dilakukan dengan bantuan pemerintah asing.

Ikuti Whatsapp Channel Republika