Senin 27 Sep 2010 04:06 WIB

Anwar Ibrahim: Rakyat Malaysia tak Benci Indonesia

Anwar Ibrahim
Anwar Ibrahim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Berita di media tentang kebencian terhadap Indonesia di Malaysia akibat ketegangan politik kedua negara itu tidak benar, kata mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato' Seri Anwar Ibrahim di Jakarta Minggu (26/9). "Tidak benar bila ada pernyataan mayoritas rakyat Malaysia benci terhadap Indonesia," kata pemimpin oposisi Malaysia itu.

Ia berada di Jakarta untuk memberikan kuliah umum bertajuk 'Reformasi Politik dan Demokratisasi di Malaysia menuju Persahabatan Setara Indonesia-Malaysia', yang diselenggarakan Soegeng Sarjadi School of Government. Ia menyatakan ada kelompok kecil tidak suka dengan Inddonesia, tapi kemudian dipermainkan oleh media di Malaysia.

Anwar menambahkan bahwa media di Malaysia tidak pernah melansir berita baik tentang Indonesia, selain yang mencitra-burukkan Indonesia. "Yang diliput media kami tentang Indonesia hanya soal TKI dan kerusuhan, lainnya tidak. Tidak ada berita soal putusan MK dan pemberantasan korupsi oleh KPK," kata tokoh itu, yang terus mengikuti perkembangan media di Indonesia dan merujuk pada pekerja Indonesia, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Pemberantasan Korupsi.

Dalam kuliah umum sekitar satu setengah jam itu, Anwar juga menyampaikan rasa sesal dan kecewanya terhadap peningkatan ketegangan hubungan Indonesia-Malaysia menyusul penangkapan pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia oleh Tentara Diraja Malaysia. "Saya sangat prihatin," ungkapnya.

Anwar kemudian menceritakan bahwa berulangkali dalam 'blog' dan laman jejaring sosial Twitter, ia mempertanyakan mengapa pemimpin kedua negara menunda pertemuan untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Segera selesaikan! Isunya rumit, tidak mungkin selesai begitu saja. Setidak-tidaknya, pemimpin dapat memberikan tanda untuk meredakan keadaan," katanya tegas.

Anggota pemimpin Partai Pakatan Rakyat Malaysia itu menjelaskan bahwa Malaysia tidak juga diperkenankan menghina bangsa lain, termasuk Indonesia. "Tidak ada konstitusi membolehkan penghinaan terhadap bangsa lain," imbuhnya.

Bagi Anwar pribadi, kejahatan terhadap pekerja Indonesia oleh warga Malaysia adalah tindakan memalukan.

 Anwar menyerukan pereratan hubungan antarbangsa serumpun dengan meninggalkan keangkuhan dalam diri masing-masing, sehingga terbentuk jejaring kuat persahabatan. "Harus kita usahakan jejaring langsung dari semua kalangan di Indonesia dengan rakyat Malaysia tanpa terikat hubungan resmi pemerintah kedua negara," tandas Anwar.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement