REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA-- Kongres Amerika Serikat tetap mendukung penuh status politik Provinsi Papua sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Demikian siaran pers Yayasan Independent Group Supporting The Special Autonomous Region of Papua Within The Republic of Indonesia (IGSSARPRI) yang diterima, Senin (27/9).
Dalah keterangan itu juga disebutkan, Kongres AS juga menilai otonomi khusus (Otsus) sebagai langkah strategis untuk menjawab semua persoalan di provinsi paling timur Indonesia itu, guna kemajuan daerah dan kesejahteraan serta kemandirian masyarakatnya.
Ketua (IGSSARPRI) Franz Albert Yoku dan wakilnya Nicholas S Messet dalam siaran pers itu juga menyebutkan, hanya melalui Otsus masyarakat Papua akan dapat menemukan jati dirinya sebagai masyarakat mandiri dan sejahtera, sesuai program 'political, economic and social empowerment' yang sedang diterapkan Pemerintah di Papua dan Papua Barat.
Franz Albert Yoku menjelaskan, pernyataan dukungan ini muncul dalam kongres dengar pendapat tentang Papua di parlemen AS, bertempat di Washington DC pada Rabu (22/9) lalu, di mana dirinya bersama wakilnya Nicholas Messet turut serta dalam rapat kongres itu. Franz mengatakan, Amerika Serikat sangat tidak mendukung gerakan Papua merdeka dan telah bertekad untuk terus mempertahankan pengakuannya terhadap keutuhan wilayah NKRI.
Hal itu, katanya, dikarenakan mayoritas warga Papua lebih pro NKRI dan mendukung adanya Otsus sebagai jawaban atas konflik berkepanjangan. "Dengan demikian Otsus merupakan satu-satunya jawaban bagi masyarakat asli Papua," katanya lagi.
Salah seorang anggota kongres AS, Eni Faleomavaenga sebagai penggagas sidang tersebut, kata Franz Albert Yoku, sempat menyatakan keprihatiannya atas masalah Papua. Namun, lanjutnya, Eni juga mengakui kalau kondisi HAM di Papua sudah banyak membaik, sehingga perlu terus dipantau agar pelanggaran HAM seperti yang banyak dialami di masa lalu tidak terulang.
"Pemilihan para gubernur, wali kota dan bupati di Papua yang sangat demokratis membuktikan adanya dukungan tersebut," kata Franz Albert mengutip pernyataan Eni Faleomavaenga dalam kesimpulannya mengakhiri dengar pendapat itu.
Dalam dengar pendapat di Kongres AS itu, katanya menambahkan, turut diundang juga Octavianus Motte, mewakili kelompok aktivis Papua merdeka, di bawah pimpinan Octavianus Mote. "Mereka ini tetap meminta dukungan pemerintah AS untuk merealisasikan permintaan referendum di Papua untuk merdeka diluar NKRI. Tetapi jawaban Kongres AS sangat jelas, yakni tetap menginginkan Papua di bawah NKRI, dan Otsus sebagai solusi utama menjawab masalah Papua," terang Franz Albert Yoku.