REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Miliarder Inggris Richard Branson, pendiri Virgin Group, mengatakan bahwa pengadilan yang sedang berlangsung atas kasus sodomi terhadap pemimpin oposisi Anwar Ibrahim telah mengecewakan investor yang datang ke Malaysia. Ia berbicara dalam forum berbicara dalam sebuah forum yang berjudul 'Fajar Dekade Baru - Alternatif Investasi di Asia' di Kuala Lumpur, Malaysia.
'Malaysia memiliki reputasi baik di luar negeri. Tapi apa yang terjadi pada politisi Malaysia Anwar Ibrahim membuat kerusakan yang banyak dalam hal ini," katanya pada konferensi itu. "Saya pikir itu bukan masalah besar, tapi menjadi duri. Saya rasa ini sudah berlangsung untuk waktu yang sangat lama. Terlihat buruk di luar negeri."
Anwar, seorang mantan deputi perdana menteri yang dipecat dan dipenjarakan menghadapi dua kali sidang di pengadilan. Kini, menghadapi tuduhan baru, - hubungan gelap dengan seorang pembantu laki-laki muda - dan kasusnya terus bergulir di pengadilan.
'Malaysia bisa lebih liberal dan lebih banyak orang akan berinvestasi. Jika Anda adalah seorang pemimpin yang berani Anda harus menyingkirkan hal-hal yang merusak reputasi Anda," kata Branson.
Malaysia baru-baru ini mengumumkan rencana ambisius untuk melipatgandakan investasi swasta selama 10 tahun ke depan, untuk memenuhi tujuannya mencapai status yang dicita-citakan pada 2020, dan membalikkan penurunan tajam dalam investasi asing langsung, yang jatuh 81 persen menjadi 1,4 miliar dolar AS pada tahun 2009 dari 7,3 miliar dolar AS pada 2008.
Virgin Group milik Branson pada bulan Agustus 2007 membeli 20 persen saham di AirAsia Malaysia, sebuah maskapai penerbangan berbiaya murah yang kini menawarkan penerbangan jarak jauh ke Asia dan Eropa.