REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN--Mulai Senin kemarin (27/9) para calon penumpang pesawat dari bandara Hamburg punya pilihan. Mereka bisa melewati bagian pemeriksaan keamanan elektronik biasa dengan melepas ikat pinggang mereka, atau berdiri di dalam tabung silinder seukuran manusia yang terbuat dari kaca.
Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere, mencontohkannya. Tangan diletakkan diatas kepala, tidak bergerak selama tiga detik dan gelombang milimeter aktif yang tidak terlihat mulai memindai tubuh. Alat ini juga bisa mendeteksi barang yang tersembunyi di bawah pakaian. Kepolisian Jerman menguji beberapa perangkat sejenis yang berbeda-beda di kota Lübeck. "Saya yakin bahwa pemindai seluruh tubuh dapat mengefisiensikan pengawasan keamanan personal dan berkontribusi memperbaiki tingkat keamanan," ujar sang menteri, beberapa saat setelah uji coba.
Alat baru yang diuji di Hamburg, tidak lagi menunjukkan bentuk tubuh secara jelas. Jadi tidak lagi memperlihatkan pakaian dalam. Ini juga penting bagi de Maiziere. "Bagi kami penting, bahwa di Jerman tidak digunakan pemindai yang memperlihatkan tubuh telanjang. Cukup dengan piktogram atau garis-garis bentuk tubuh," Ujarnya
Namun, pejabat urusan perlindungan data Jerman Peter Schaar menyarankan agar para penumpang pesawat yang memiliki masalah kesehatan tidak menggunakan pemindai tubuh tersebut. Stoma, anus buatan di perut, atau popok misalnya, ditunjukkan secara jelas oleh alat tersebut sebagai bidang berwarna kuning pada garis-garis bentuk tubuh orang yang tengah menggunakan alat itu. Orangnya kemudian harus diperiksa secara lebih rinci di ruang tertutup.
Bagi sebagian besar penumpang pesawat, alat pemindai tubuh justru seakan mengembalikan hak pribadi mereka, karena mereka tidak lagi diperiksa dengan tangan petugas keamanan. Lagipula, menurut Thomas de Maiziere, sinar gelombang milimeter alat ini sama sekali tidak berbahaya bagi manusia. Walaupun begitu, ketepatan alat pemindai tubuh itu setelah ujicoba di laboratorium selama satu tahun masih diragukan. "Masih ada masalah. Di laboratorium terjadi terlalu sering ada bahaya yang keliru. Tetapi sejujurnya, lebih baik terlalu banyak daripada terlalu sedikit."
Dengan alat seharga 150 ribu ini Jerman tidak hanya ingin meningkatkan keamanan dengan perangkat tersebut, tetapi juga mempercepat proses pemeriksaan keamanan di bandara. Langkah selanjutnya adalah mengurangi jumlah petugas keamanan.