Kamis 30 Sep 2010 07:41 WIB

Mantan PM Australia: Kita Sudah "Terlalu Baik" pada Muslim

John Howard
Foto: AP
John Howard

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA--Mantan perdana menteri Australia John Howard telah menyerang multikulturalisme di negara-negara berbahasa Inggris, dengan mengatakan bahwa beberapa sektor sudah terlalu jauh dalam mengakomodasi minoritas Muslim.Menurutnya, mereka sudah terlalu "berbaik hati" pada Muslim yang sebetulnya tidak berakar pada Anglosphere.

Tokoh yang memimpin Australia selama 11 tahun sebelum kalah pemilu tahun 2007 ini, mengatakan hal ini dalam kunjungan ke Washington. Ia memandang perlu menghidupkan kembali "sikap Anglosphere"  untuk mengambil kebanggaan atas nilai-nilai dan prestasi di masa lalu.

"Ini adalah saat untuk tidak meminta maaf atas identitas tertentu kita," kata Howard di Heritage Foundation, sebuah lembaga think-tank konservatif. "Saya pikir salah satu kesalahan bahwa beberapa bagian dari dunia berbahasa Inggris telah melakukan dalam beberapa dekade terakhir yang membingungkan multirasialisme dan multikulturalisme," kata Howard.

Howard menghadapi kritik dari lawan-lawannya bahwa dia memperperparah sentimen anti-Islam melalui undang-undang anti-terorisme, menangguhkan dan melakukan dan kontrol imigrasi lebih ketat, termasuk tes pada "nilai-nilai Australia."

Howard mengatakan ia menyambut baik Muslim Australia dan memuji pemilihan baru-baru ini yang menggolkan Ed Husic, anak migran Bosnia, sebagai  Muslim pertama yang menjadi anggota parlemen di negaranya.

Namun Howard, yang antusias mendukung  mantan presiden AS George W  Bush atas invasi Irak dan Afghanistan, memperingatkan bahwa radikalisme Islam menjadi ancaman nyata. Ia mengkritik orang-orang yang akan membuat identitas budaya "lembek dan tidak jelas". Dia juga menyatakan menentang cara-cara "menang  dukungan atas ekstremisme dengan membuat diri Anda sedikit lebih menarik bagi ekstremisme itu " tanpa menjelaskan apa maksudnya.

Howard memuji apa yang ia sebut nilai-nilai kebebasan politik dan aturan hukum dari lima negara "Anglosphere" - Australia, Inggris, Kanada, Selandia Baru dan Amerika Serikat. Ia juga menyerukan kerjasama yang lebih besar dengan Indonesia - yang ia dipuji sebagai model untuk pemuda Muslim moderat - dan Jepang.

sumber : MEO
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement